Halaman

Rabu, 30 November 2011

BAYIKU SUSAH LAHIR

LBM 4
BAYIKU SUSAH LAHIR

STEP 1
1.    Portiooedem : terjadipembengkakanbatasantaraservixdan vagina.(baik di supra vaginalismaupunvaginalis)

2.    Linea innominata :nama lain darilineaterminaliasygdibentukoleh ( promontorium, margo anterior alaossissacri, line pectinea, lineaarcuata, crista pubica, margo superior symphisis pubis).
STEP 2
Problem :
- persalinan lama
-    KU : lemah
-    TB : 145 cm
-    Letaklintang
-    Kontraksi uterus 1x/10mnt
-    TBj : 4000gr
-    VT: promontoriumteraba, bag.bawahterabatahananmemanjang,spinaichiadicamenonjol, linea innominate < 1/3 lingkaran, portiooedem.
STEP 3

1.    Mengapakontraksi uterus hanya 1x/10menit?
Normalnya :>2x /10 menit, lamanyatiapkontraksi : 40-65 detik. Terjadidarisekitar tuba kemudian funduskemudiankearahbawah (terkoordinasi)
Keadaannormal :ada 4 faseaktivitas uterus
-    Fase 0 tetaptenangprogesterondan inhibitor lain
-    Fase 1 uterus teraktivkanpeningkatan gap junction olehpenurunanprogesteron
-    Fase 2 uterus d rangsangoleh zat2 uterotonicagonis prostaglandin E2
-    Fase 3(involution)
Kemungkinanterdapatinersiauteri(kontraksi his tidakadekuat)
Karenaadanya prostaglandin danpenurunan progesterone.


2.    Mengapaadaportiooedem?
Mgknkarenahipertensi
3.    Mengapaletaknyalintang? Jelaskanjenis letak2 lain!
Passenger :bayi /janin
-hidramnion
-kepalajanin
-beratjanin
-posisijanin
a. letakbelakangkepala (pdbayiaterm)
b. letakmuka
c.letakbokong
d. letaklintang
4.    Bagaimanapengaruh TB terhadappersalinan?
Tinggibadan< 145 CM KEMUNGKINAN PANGGUL SEMPIT FR: DISTOSIA
5.    Bagaimanahubungan BB janindgn lama persalinan?
Semakinbesarbayidengankemungkinanpanggulsempitatau normalsemakinsulituntukbayikeluarpartus lama/tdkmaju
6.    Hasilpx. Lab ygdiharapkan?
-adakah DM gestasionalpx. Guladarah
7.    Bagaimanapenatalaksanaanyg d berikanbaikkonservatif ,farmakologis, maupunoperatif?
-ibunyadisuruh jalan2.
-KU lemah :istirahat dl, minumanmanis
-berikanoksitosindhnsyarattdkditemukan CPD
Operatifindikasi SC!
8.    Mengapapersalinan lama?
Karena 3 P (power, passage, passenger) yang tidakbaik. Serta factor Psikisdanpenolong.
Placenta?
9.    DD dari scenario iniapa? Jelaskan!
DISTOSIA
adalahkesulitandalamjalannyapersalinan
    Etiologi : tdkdiketahui, kelainantenaga, mal position, emosi, herediter, kelainanjanin, kelainanpanggul, kelainanalatreproduksi, primigravidatua, multipara, salahpemberianobat(terlalubnykobtpenenangdanoksitosin), bagianbawahjanintdkterhubungrapatdgn SBR, kelainan uterus, kehamilan post matur.
    Macam –macam :
A.    Innersia uteri
•    Definisi : melemahnya his saatakanpersalinan
•    Klasifikasi  :
-primer :sejakpermulaanpersalinan, jugaada his pendahuluanyglemahkadanghilang (false labour)
-sekunder :pelemahan his timbulstlhadanya his ygkuatdanteratur. Dan dlmwaktuyg lama.
•    Patofisiologi :
tidakterjadinyapenurunan progesterone  gap junction menurun pita I dan Z memanjangtdkterjadinyakontraksi
B.    His TerlampauKuat
Hipertonik uterine contraction .dalam 1 jam saatpembukaanlengkap, letakkepalatdkdapatmenyesuaikandgn vagina, kepalabayimembenturtulangdanterjadiperdarahan. Perdarahanbisadisebabkanolahrobekanjlnlahirkrn proses ygterlalucpt.
C. Incoordinate Uteri Disfunction
    Koordinasi uterus ygtidakseirama.
    Uterus terdiridari 3 bagian : fundus, corpus, isthmus.
    Pemberianmorfindanpetindinobat coordinate analgetik. Hati2 bs sleeping baby lakukanresusitasi.
CPD
Bayi normalpanggulsempit
Bayibesarpanggulsempit
Bayibesarpanggul normal.
Atauadahambatan (tumor)
10.    Komplikasi
-partustidakmaju: berbedadgnpartusmacet
Lihat :keadaanibu, bayi, dan proses persalinan.
STEP 7
1.    Mengapa kontraksi uterus hanya 1x/10menit?
2.    Mengapa ada portio oedem?
3.    Mengapa letaknya lintang? Jelaskan jenis letak2 lain!
4.    Bagaimana pengaruh TB terhadap persalinan?
5.    Bagaimana hubungan BB janin dgn lama persalinan?
6.    Hasil px. Lab yg diharapkan?
7.    Bagaimana penatalaksanaan yg d berikan baik konservatif ,farmakologis, maupun operatif?
8.    Mengapa persalinan lama?
Karena 3 P (power, passage, passenger) yang tidakbaik. Serta factor Psikisdanpenolong.
Placenta?
9.    DD dari scenario iniapa? Jelaskan!
DISTOSIA
    Etiologi :
    Factor kekuatan ( power )
o    Kelainan His
o    Kelainan Mengejan
    Factor janin ( passenger )
o    Janin besar
o    Malposisi : posisi oksiput posterior
o    Malpresentasi : presentasi parietal, dahi, muka , bokong, bahu
o    Kelainan letak bagian janin
o    Distokia bahu
o    Malformasi
o    Kehamilan ganda
    Factor jalan lahir ( passage )
o    Kelainan jalan lahir keras : panggul abnormal , panggul sempit
o    Kelainan jalan lahir lunak : kelainan vulva, vagina, seviks atau uterus
    Kelainan his sering dijumpai pada primigravida tua sedangkan inersia uteri seringdijumpai pada multigravida dan grandemulti. Faktor herediter mungkin memegang pula peranan dalam kelainan his dan juga factor emosi (ketakutan) mempengaruhi kelainan his. Salah satu sebab yang penting dalam kelainan his inersia uteri, ialah apabila bahwa janin tidak berhubungan rampat dengan segmen bawah rahim ini dijumpai pada kesalahan-kesalahan letak janin dan disproporsi sefalopelvik. Salah pimpinan persalinan atau salah pemberian obat-obatan seperti oksitosin dan obat penenang. Kelainan padauterus misalnya uterus birkornis unikolis dapat pula mengakibatkan kelainan his.

    Macam –macam :
C.    Innersia uteri
i.    Definisi
Kelainan his yang kekuatannya tidak adekuat untuk melakukan pembukaan serviks atau mendorong janin keluar.
Prof. Dr. Rustam mochtar, MPH, sinopsis obstetri, 305
a.    Tetania uteri
 Definisi
Adalah his yang terlampau kuat dan terlalu sering sehingga tidak ada relaksasi rahim.
Sarwono P. Ilmu Kebidanan. Edisi 4. 2008
b.    Aksi uterus inkoordinasi
i.     Definisi
Kelainan his pada persalinan brupa perubahan sifat his, yaitu meningkatnya tonus otot uterus, di dalam dan di luar his, serta tidak ada kordinasi antara kontraksi bagian atas, tengah, dan bawah, sehingga his tidak efisien mengadakan pembukaan serviks.
Aif mansjoer, kuspuji triyanti, rakhmi savitri, kapita selekta, edisi ketiga, hal 303

•    Klasifikasi  :
•    inersia uteri primer : terjadi pada awal fase laten. Hal ini harus dibedakan dengan his pendahulu yang juga lemah dan kadang-kadang menjadi hilang (false labour).
•    2.    inersia uteri sekunder : terjadi pada fase aktif. Kelemahan his yang timbul setelah adanya his yang kuat dan kuat teratur dan dalam waktu yang lama.
•    Prof. Dr. Rustam mochtar, MPH, sinopsis obstetri, 305

•    Patofisiologi :
•    Pada akhir kehamilan, agar dapat melewati jalan lahir kepala harus dapat mengatasi tebalnya segmen bawah rahim dan servik yang masih belum mengalami dilatasi.Perkembangan otot uterus di daerah fundus uteri dan daya dorong terhadap bagian terendah janin adalah faktor yang mempengaruhi kemajuan persalinan kala I. Setelah dilatasi servik lengkap, hubungan mekanis antara ukuran dan posisi kepala janinserta kapasitas panggul (fetopelvic proportion) dikatakan baik bila sudah terjadi desensus janin. Gangguan fungsi otot uterus dapat disebabkan oleh regangan uterus berlebihan dan atau partus macet [obstructed labor ]. Dengan demikian maka persalinan yang tidak  berlangsung secara efektif adalah merupakan tanda akan adanya fetopelvic disproportion.Membedakan gangguan persalinan menjadi disfungsi uterus dan fetopelvicdisproportion secara tegas adalah tindakan yang tidak tepat oleh karena kedua haltersebut sebenarnya memiliki hubungan yang erat.Kondisi tulang panggul bukan satu-satunya penentu keberhasilan berlangsungnya proses persalinan pervaginam. Bila tidak ada data objektif untuk mendukung adanya disfungsiuterus dan FPD, harus dilakukan TRIAL of LABOR untuk menentukan apakah persalinan pervaginam dapat berhasil pada sebuah persalinan yang diperkirakan akan berlangsung tidak efektif.Banyak ahli yang berpendapat bahwa tindakan TRIAL of LABOR adalah merupakan prioritas utama untuk menurunkan kejadian sectio caesar.
•    MANFES
•    Manifestasi persalinan sulit
1.    Persalianan memanjang ( fase laten memanjang )
2.    Persalianan lambat ( fase akut lambat, penurunan lambat )
3.    Persalinan terhenti
a.    Dilatasi terhenti sekunder : pembukaan terhenti >2jan
b.    Fase deselarasi ( pembukaan 9-10 ) memanjang :
Nultipara > 3 jam
Multipara > 1jam
c.    Penurunan terhenti : penurunan kepala berhenti > 1 jam
d.    Gangguan penurunan : tidak ada penurunan ada fase deselarasi atau kala 2

•    Presentasi dahi
Terjadi manakala kepala janin dalam sikap ekstensi sedang. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba daerah sinsiput yang berada diantara ubun-ubun besar dan pangkal hidung. Bila menetap, janin dengan presentasi ini tidak dapat dilahirkan oleh karena besarnya diameter oksipitomental yang harus melalui panggul. Janin dengan ukuran kecil dan punggungnya berada di posterior atau ukuran panggul yang sedemikian luas mungkin masih dapat dilahirkan per vaginam.
•    Presentasi muka
Terjadi apabila sikap janin ekstensi maksimal sehingga oksiput mendekat kea rah punggung janin dan dagu menjadi bagian presentasinya. Berbeda dengan presentasi dahi, janin dengan presentasi muka masih dapat dilahirkan vaginal apabila posisi dagunya di anterior.


•    Presentasi majemuk
Terjadi  apabila adanya prolaps satu atau lebih ekstremitas pada presntasi kepala atau bokong. Kepala memasuki panggul bersamaan dengan kaki dan atau tangan. Presentasi majemuk juga dapat terjadi manakala bokong memasuki panggul bersamaan dengan tangan. Dalam pengertian presentasi majemuk tidak termasuk presentasi bokong-kaki, presentasi bahu, atau prolaps tali pusat. Apabila bagian terendah janin tidak menutupi dengan sempurna PAP, maka presentasi majemuk dapat terjadi.



•    Presentasi bokong
Terjadi apabila janin memanjang dengan bagian terendahnya adalah bokong, kaki atau kombinasi keduanya. Penyebab terjadinya presentasi bokong belum diketahui. Dibagi menjadi :
a.    Letak bokong murni (Fank Breech)

Letak bokong dengan kedua tunkai terangkat keatas
.
b.    Letak sungsang sempurna (Campliete Breech)
Letak bokong dimana kaki ada disamping bokong (Letak bokong sempurna atau lipat kijang).
c.    Letak sungsang sempurna (Incomplite Breech)

Letak sungsang dimana selain bokong bagian yang terendah juga kaki atau lutut, terdiri dari :
    Kedua kaki : letak kaki sempurna (24%)

    Satu kaki : letak kaki tidak sempurna

    Kedua lutut : letak lutut sempurna (1%)

    Satu lutut : letak lutut tidak sempurna

•    Presentasi lintang
Terjadi jika janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul.



a.    Kelainan bentuk kepala
•    Hydrocephalus
Gangguan aliran cairan otak-berdasarkan riset dari lembaga National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), Amerika Serikat-ada tiga jenis, yakni yang pertama gangguan aliran adanya hambatan sirkulasi, contoh tumor otak yang terdapat di dalam ventrikel akan menyumbat aliran cairan otak. Kedua, aliran cairan otak tidak tersumbat, sebaliknya cairan itu diproduksi berlebihan, akibatnya cairan otak bertambah banyak, contoh: tumor ganas di sel-sel yang memproduksi cairan otak.
Kemudian, yang ketiga, bila cairan otak yang mengalir jumlahnya normal dan tidak ada sumbatan, tetapi ada gangguan dalam proses penyerapan cairan ke pembuluh darah balik. Sehingga otomatis, jumlah cairan akan meningkat pula. Misalnya, bila ada cairan nanah (meningitis atau infeksi selaput otak) atau darah (akibat trauma) di sekitar tempat penyerapan.



•    Makrocephalus

•    Anencephalus
Suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan otak tidak terbentuk. Anensefalus merupakan suatu kelainan tabung saraf (suatu kelainan yang terjadi pada awal perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk otak dan korda spinalis).
Anensefalus terjadi jika tabung saraf sebelah atas gagal menutup, tetapi penyebabnya yang pasti tidak diketahui. Penelitian menunjukkan kemungkinan anensefalus berhubungan dengan racun di lingkungan, juga kadar asam folat yang rendah dalam darah. Anensefalus ditemukan pada 3,6-4,6 dari 10.000 bayi baru lahir.

•    PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan INCOORDINATE
Dilakukan pengobatan simtomatis karena belum ada obat untuk memperbaikki kordinasi fungsional antara bagian – bagian uterus.
Bila terjadi lingkaran konstriksi pada kala I , lakukan seksio sesar
PENATALAKSANAAN PRESENTASI PUNCAK KEPALA
Pasien dapat melahirkan spontan pervaginaan
PENATALAKSANAAN LETAK SUNGSANG
Lakukan versi luar pada umur kehamilan 34 – 38 minggubila syarat versi luar terpenuhi. Bila pada persalinan masih letak sungsang , singkirkan indikasi seksio sesar. Lahirkan janin dengan prasat bracht


•    KOMPLIKASI
    Pada letak sungsang yang persisten, dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut :
Peningkatan morbiditas dan mortalitas perinatal selama proses persalinan
Berat bayi lahir rendah (BBLR) pada persalinan preterm, pertumbuhan
     terhambat / keduanya
Prolapsus tali pusat
Plasenta previa
Kelainan pada janin
Kelainan uterus dan tumor pelvis
Komplikasi INERSIA UTERI
Janin : IUFD, gawat janin, infeksi intrauterine
Ibu : infeksi, kelellahan , dehidrasi, asidosis

CPD
  Ukuran Panggul
Pintu Atas Panggul
Pintu atas panggul dibentuk oleh promontorium corpus vertebra sacrum 1, linea innominata, serta pinggir atas simfisis. Konjugata diagonalis adalah jarak dari pinggir bawah simfisis ke promontorium, Secara klinis, konjugata diagonalis dapat diukur dengan memasukkan jari telunjuk dan jari tengah yang dirapatkan menyusur naik ke seluruh permukaan anterior sacrum, promontorium teraba sebagai penonjolan tulang. Dengan jari tetap menempel pada promontorium, tangan di vagina diangkat sampai menyentuh arcus pubis dan ditandai dengan jari telunjuk tangan kiri. Jarak antara ujung jari pada promontorium sampai titik yang ditandai oleh jari telunjuk merupakan panjang konjugata diagonalis.
Konjugata vera yaitu jarak dari pinggir atas simfisis ke promontorium yang dihitung dengan mengurangi konjugata diagonalis 1,5 cm, panjangnya lebih kurang 11 cm. Konjugata obstetrika merupakan konjugata yang paling penting yaitu jarak antara bagian tengah dalam simfisis dengan promontorium, Selisih antara konjugata vera dengan konjugata obstetrika sedikit sekali.
11.    
Gambar 1. Diameter pada Pintu Atas Panggul
12.    Panggul Tengah (Pelvic Cavity)
Ruang panggul ini memiliki ukuran yang paling luas. Pengukuran klinis panggul tengah tidak dapat diperoleh secara langsung. Terdapat penyempitan setinggi spina isciadika, sehingga bermakna penting pada distosia setelah kepala engagement. Jarak antara kedua spina ini yang biasa disebut distansia interspinarum merupakan jarak panggul terkecil yaitu sebesar 10,5 cm. Diameter anteroposterior setinggi spina isciadica berukuran 11,5 cm. Diameter sagital posterior, jarak antara sacrum dengan garis diameter interspinarum berukuran 4,5 cm.
13.    Pintu Bawah Panggul
Pintu bawah panggul bukanlah suatu bidang datar namun terdiri dari dua segitiga dengan dasar yang sama yaitu garis yang menghubungkan tuber isciadikum kiri dan kanan. Pintu bawah panggul yang dapat diperoleh melalui pengukuran klinis adalah jarak antara kedua tuberositas iscii atau distansia tuberum (10,5 cm), jarak dari ujung sacrum ke tengah-tengah distensia tuberum atau diameter sagitalis posterior (7,5 cm), dan jarak antara pinggir bawah simpisis ke ujung sacrum (11,5 cm).
14.    Panggul Sempit
Distosia adalah persalinan yang sulit dan ditandai oleh terlalu lambatnya kemajuan persalinan. Distosia dapat disebabkan oleh kelainan pada servik, uterus, janin, tulang panggul ibu atau obstruksi lain di jalan lahir. Kelainan ini oleh ACOG dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Kelainan kekuatan (power) yaitu kontraktilitas uterus dan upaya ekspulsif ibu.
a. Kelainan his : inersia uteri / kelemahan his
b. kekuatan mengejan yang kurang misalnya pada hernia atau sesak nafas.
2. Kelainan yang melibatkan janin (passenger), misalnya letak lintang, letak dahi, hidrosefalus.
3. Kelainan jalan lahir (passage), misalnya panggul sempit, tumor yang mempersempit jalan lahir.
Pola Kelainan Persalinan, Diagnostik, Kriteria dan Metode Penanganannya
15.    Inspeksi
Ibu kelihatan pendek, ruas tulang-tulangnya atau ada skolisis kifosis, dan lain-lain. kelainan panggul luar ( rachitis dan sebagainya ) kalau kepala depan belum masuk p.a.p kelihatan seperti kepala menonjol diatas simpisis.
16.  
17.    Palpasi
Kepala tidak masuk p.a.p. atau masihgoyang dan terdapat dari OSBORN, yaitu kepala di dorong kearah p.a.p. dengan 1 tangan diatas simpisis pubis sedang tangan lain mengukur tegak lurus pada kepala yang menonjol.
18.  
19.    Pelvi Metri
1.) Pemeriksaan luar : apakah ukuranya kurngdari normal
2.) Pemeriksaan dalam ( V.T ) : apakah promotorium teraba

20.    Rongtgen Pelvi Metri
Dari foto dapat kita tentkan ukuran – ukuran Sevalo Velvik apakah kurang dari normal.

KOMPLIKASI
MAS HERID

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails