STEP 1
Growth Flatering = kurang baik nya pertumbuhan anak ditandai garis KMS kurang meningkat
STEP 2
• Apa ada pengaruh pemberian ASI yang singkat 2 bulan terhadap perkembangan anak?
• Umur dua bulan sudah makan selain ASI berpengaruh tidak terhadap perkembangan?
• Tumbuh apa? Kembang Apa?
• Apa pengaruh malnutrisi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak?
• Apa arti dari kurva Growht Flatering dan garis pertumbuhan KMS di BGM?
• Apa fungsi protein terhadap pertumbuhan anak?
• Mengapa si PIPIT sering diare dan batuk pilek dan apa hubunganya dengan keadaanya sekarang?
• Langkah – langkah stabilisasi pasien malnutrisi?
• Penyapihan
o Masa penyapihan
o Makanan Penyapihan
• Jelaskan Pertumbuhan Anak
• Jelaskan Perkembangan Anak
• Malnutrisi
o Definisi
o Kriteria dan Assesment
o Patofisiologi malnutrisi terhadap tumbuh kembang anak
o Diagnosis malnutrisi
o Klasifikasi malnutrisi
o Penanganan malnutrisi
o Pencegahan
o Komplikasi
STEP 3
• Apa ada pengaruh pemberian ASI yang singkat 2 bulan terhadap perkembangan anak?
o Ada, di dalam ASI terdapat komponen penting yang dapat memenuhi kebutuhan bayi, jika pemberianya sedikit maka kebutuhan bayi tidak terpenuhi sehingga pertumbuhanya kurang.
o ASI mengandung kolostrum dan IG yang berguna untuk imun.
o Pencernaan anak karna diberi selain ASI misal susu formula terlalu dini akan bekerja lebih keras selain itu terdapat bahaya lactose intolerance.
o Absorbsi belum sempurna
o (Bahas Komponen / Isi ASI dan fungsinya terhadap pertumbuhan, lactose intolerance, perkembangan perncernaan anak)
• Tumbuh apa? Kembang Apa?
o Tumbuh = berkaitan dengan fisik anak (Kuantitatif)
o Kembang = berkaitan dengan fungsi organ, kemampuan atau skill (Kualitatif)
• Apa pengaruh malnutrisi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak?
o Jika nutrisi kurang maka akan terjadi keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak (Delay pada petumbuhan)
o Kalau kelebihan juga menggangu dari perkembangan anak, punya resiko yang sama tetapi berbeda aspek tumbuh dan kembangnya
• Apa arti dari kurva Growht Flatering dan garis pertumbuhan KMS di Bawah Garis Merah?
o Pertumbuhanya anak kurvanya turun yang menunjukan pertumbuhan dan perkembanganya dari waktu ke waktu kurang baik.
• Apa fungsi protein terhadap pertumbuhan anak?
o Untuk cadangan energi
o Untuk regenerasi sel
o Ditambahin mineral, vitamin, lemak
• Mengapa si PIPIT sering diare dan batuk pilek dan apa hubunganya dengan keadaanya sekarang?
o Makanan tidak sesuai dengan pencernannya
o ASI berhenti Imun anak lebih rentan
o Meningkatkan resiko atopik
• Langkah – langkah stabilisasi pasien malnutrisi?
o Mencegah Hipoglikemi ( Usia preterm kurang dari 20 mg%, Aterm kurang dari 30 mg% , kurang dari 45 mg/dl Diberikan Dextrosa Iv / Bolus), Hipotermi (normal 36,5 – 37,5 , penanganan= diberi topi , inkubator, kanguru method )
o Atasi dehidrasi( Rehidrasi Iv )
o Mengatasi gangguan defisiensi dari mineral , vitamin , protein
o Atasi Infeksi pada anak
o Memperbaiki makananya ( transisi dan stabilitasnya )
o Melakukan tindakan lanjut untuk mengatasi komplikasi
• Penyapihan
o Masa penyapihan
6 bulan pertama ASI eksklusif
Diberikan sampai 6 bulan, ada bayi dini dan bayi akhir
Pada umur 6-9 diberi asi + MP(bubur susu)
Umur 9-12 asi +MP (bubur tim)
>12 asi + makanan (Nasi) sampai umur 2 tahun asi berhenti
Bertahap dan secara natural(tidak memaksa dan mengikuti masa perkembangan anak) tergantung dari ibunya sendiri
o Makanan Penyapihan
6 bulan pertama ASI eksklusif
• Manfaat ASI ekslusif
• Alasan diberi ASI ekslusif
Pada umur 6-9 diberi asi + MP(bubur susu)
Umur 9-12 asi +MP (bubur tim)
>12 asi + makanan (Nasi) sampai umur 2 tahun asi berhenti
6 bln bubur susu
7 bln makanan lunak sering
8-11 bln bubur tim
>12 makanan biasa
• Malnutrisi
o Definisi
Kekurangan nutrisi ditandai dengan seringnya diare
Ketidak seimbanganya gizi pada tumbuh seseorang
o Kriteria dan Assesment
Menurut skor Z dan menurut BMI
o Patofisiologi malnutrisi terhadap tumbuh kembang anak
LI
o Diagnosis malnutrisi
Anamesis
• ASI
• Penyapihan
• Sosial Ekonomi
• Riwayat Sakit
• BBL Riwayat Persalinan
KMS
o Klasifikasi malnutrisi
Primer ( Murni asupan Gizi )
Sekunder ( Akibat suatu Penyakit )
o Penanganan malnutrisi
Stabilisasi
Memperbaiki asupan gizi dan pola makan
o Pencegahan
o Komplikasi
Step 6
• Apa ada pengaruh pemberian ASI yang singkat 2 bulan terhadap perkembangan anak?
o Komponen dan isi dari ASI
Kandungan susu berubah selama pemberian ASI :
1. Susu awal
Susu ini muncul pada awal pemberian, berwama bim dan encer. Susu ini kaya akan protein, laktosa, vitamin, mineral dan air.
2. Susu akhir
Susu ini muncul diakhir pemberian ASI. Kelihatannya lebih putih daripada susu awal karena susu akhir mengandung lebih banyak lemak. Lemak ini membuat susu akhir kaya akan energi. Lemak memasok lebih dari 50 % energi dalam ASI.
(http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-arifin.pdf)
ASI yang keluar pada lima menit pertama dinamakan foremilk. Foremilk mempunyai komposisi yang berbeda dengan ASI yang keluar kemudian (hindmilk). Foremilk lebih encer. Hindmilk mengandung lemak 4-5 kali lebih banyak dibanding foremilk. Diduga hindmilk inilah yang mengeyangkan bayi. Beberapa komposisi yang terdapat dalam ASI adalah :
a. Karbohidrat
Karbohidrat ASI adalah laktosa (gula) yang memberikan rasa manis dan segar pada ASI. ASI mengandung banyak laktosa disbanding susu mamalia lainnya sekitar 20-30% lebih banyak dari susu sapi. Kegunaan laktosa adalah :
1. Laktosa diperlukan untuk pertumbuhan otak.
2. Salah satu produk laktosa adalah galaktosa. Galaktosa merupakan makanan vital bagi jaringan otak yang sedang tumbuh. Para pakar menemukan bahwa makin tinggi kadar laktosa susu suatu jenis mamalia ukuran otaknya makin besar. ASI sendiri mengandung kadar laktosa yang paling tinggi dibandingkan dengan susu mamalia lain.
3. Laktosa meningkatkan penyerapan kalsium yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang.
4. Laktosa juga meningkatkan pertumbuhan bakteri usus yang baik, yaitu lactobacillus bifidus.
5. Laktosa oleh permentasi akan diubah menjadi asam laktat. Adanya asam laktat ini memberiakan suasana asam bagi di dalam usus bayi. Dengan suasana asam didalam usus akan memberikan keuntungan, diantaranya menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya.
b. Protein
Protein adalah bahan baku untuk tumbuh. Kualitas protein sangat penting selama tahun pertama kehidupan bayi, kerena pada saat ini pertumbuhan paling cepat. Air susu ibu mengandung protein khusus dirancang untuk pertumbuhan bayi manusia.
ASI mengandung dua macam protein utama yaitu whey dan kasein (casein). Whey adalah protein yang halus, lembut dan mudah dicerna. Kasein adalah protein yang bentuknya kasar, bergumpal dan sukar dicerna oleh usus bayi. Protein ASI yang utama adalah whey sedangkan protein susu sapi utama adalah casein. Rasio whey dan kasein 60:80, sedangkan pada susu sapi rasionya 20:80. Hal ini tentu menguntungkan bayi, karena whey lebih mudah dicerna disbanding casein.
c. Lemak
Lemak ASI adalah komponen ASI yang dapat berubah-rubah kadarnya. Kadar lemak bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan kalori untuk bayi yang sedang tumbuh. Perubahan kadar lemak ini terjadi secara otomatis, dapat menyesuaikan diri dengan jumlah kalori yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi dari hari ke hari. Bahkan pada hari yang sama kadar lemak ASI pada waktu yang berbeda tidak sama.
Lemak utama ASI adalah lemak ikatan panjang (omega-3, omega-6, DHA, arachidonic acid) suatu asam lemak esensial yang merupakan komponen penting untuk mylinisasi. Mylinisasi adalah pembentukan selaput isolasi yang mengelilingi serabut saraf yang akan membantu rangsangan menjalar lebih cepat. Lemak ini sedikit atau tidak ada pada susu sapi, padahal amat penting untuk pertumbuhan otak (Roesli, 2005)
d. Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya relative rendah, tetapi bias mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur enam bulan. Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat setabil dan mudah diserap dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Dalam pasi kandungan mineral jumlahnya tinggi, tetapi sebagian besar tidak dapat diserap hal ini akan memperberat kerja usus bayi serta mengganggu keseimbangan dalam usus dan meningkatkan pertumbuhan bakteri yang merugikan sehingga mengakibatkan kontraksi usus bayi tidak normal (Anton Baskoro, 2008)
e. Vitamin
Vitamin dikenal sebagai suatu kelompok senyawa organic yang tidak termasuk dalam golongan karbohidrat, proten dan lemak, terdapat dalam makanan dalam jumlah yang sedikit namun sangat berperan dalam kelangsungan hidup manusia seperti membantu pertumbuhan, perkembangan dan menjaga stamina tubuh (Lisdiana, 2000)
ASI mengandung vitamin yang lengkap yang dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai enam bulan kecuali vitamin K. Kerena bayi baru lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin K (Anton Baskoro, 2008).
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27625/4/Chapter%20II.pdf)
Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi. Bukan hanya karena kandungan gizinya yang lengkap, proses menyusui juga memiliki banyak manfaat bagi ibu maupun bayinya. Hal inilah yang membedakan ASI dan susu formula. Walaupun susu formula diproduksi dengan kandungan gizi selengkap ASI, susu formula tetap tidak akan dapat memberikan manfaat sebesar ASI.
Kandungan Zat dalam ASI
1. Zat gizi
Kandungan gizi dalam ASI memiliki sifat yang unik. Zat gizi ASI dapat berubah sesuai dengan bertambahnya usia bayi. Zat gizinya lengkap untuk mendukung proses tumbuh kembang bayi secara optimal. ASI mengandung protein (0.8 - 0.9%), lemak (3 - 5%), karbohidrat (6.9 - 7.2%), serta vitamin dan mineral (0.2%). Mineral tersebut antara lain kalsium, fosfor dan zat besi. Selain itu, terdapat beberapa zat tertentu yang dapat mencegah terjadinya kekurangan gizi (marasmus), kelebihan makan dan obesitas. Di dalam ASI juga ada zat yang dapat melindungi bayi terhadap penyakit infeksi seperti diare.
2. Zat non gizi untuk meningkatkan kekebalan
ASI mengandung senyawa-senyawa yang mampu meningkatkan kekebalan tubuh bayi terhadap beberapa penyakit. Zat tersebut antara lain sebagai berikut:
Nama Zat Fungsi dalam Tubuh Bayi
Lactobacillus bifidus Menghambat pertumbuhan bakteri patogen (bakteri pembawa penyakit)
IgA sekresi dan Ig lainnya Melindungi tubuh terhadap infeksi saluran makanan dan saluran pencernaan
C3 dan C4 Mempunyai daya opsonik, kemotaktik dan anafilatoksik yang berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh
Lisozym Menghancurkan sel dinding bakteri
Sel darah putih (lekosit) Fagositosis, menghasilkan SigA, C3 dan C4 dan laktp ferrin untuk membunuh kuman
Laktoferin Membunuh kuman dengan jalan merubah ion zat besi (Fe)
(http://belajar.kemdiknas.go.id/index.php?display=view&ack=1&list=4&mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Pengetahuan%20Populer/view&id=185&uniq=all)
Di bawah terdapat tabel yang menunjukkan keunggulan susu manusia (ASI) bila dibandingkan dengan susu hewan.
KANDUNGAN TOTAL PROTEIN
ASI 1.0%
Susu Sapi 3.5%
KANDUNGAN PROTEIN SEKETIKA
(Secara biologis sangat penting)
ASI >70%
Susu Sapi <20%
PERBANDINGAN KANDUNGAN ASAM AMINO PADA ASI DAN SUSU SAPI
• Phenylalanine and tyrosine ASI lebih sedikit (berlebihan dapat berbahaya bagi neonatus)
• Cystine Lebih banyak pada ASI (essensial untuk pertumbuhan)
• Methionine Susu sapi lebih banyak (neonatus tidak dapat mengubahnya menjadi sistin karena enzim belum berfungsi sempurna)
• Taurine 30-40 kali lebih banyak pada ASI (penting untuk perkembangan otak)
Kandungan ASI lainnya secara biokimia :
• Protein
Laktoalbumin dan laktoglobulin lebih banyak, penting untuk pertahanan tubuh dan antibody
• Kasein lebih banyak, sehingga lebih mudah dicerna tubuh
• Karbohidrat
Laktosa lebih banyak, penting untuk pertumbuhan Lactobacillus bifidus, menghilangkan infeksi saluran cerna, pertumbuhan sel otak, retensi kalium, fosfor dan magnesium
• Lemak
Asam lemak tak jenuh lebih banyak dan mudah diserap
• Kolesterol lebih banyak
Asam lemak esensial lebih banyak
• Asam palmitat lebih banyak
Garam empedu lebih banyak lebih banyak membuat absorpsi lebih baik
• Laktoferin, lysozime, IgA
: melindungi bayi dari infeksi gastroenteritis, radang saluran pernafasan dan paru-paru, otitis media, dan diare
• Mineral
Kadar Natrium lebih banyak, melindungi neonatus dari dehidrasi dan hipernatremia
• 50-70% besi diserap dari ASI bila dibandingkan dari susu sapi yang hanya diserap 10-30%
• ASI mengandung molekul pengikat seng, asam pikolinik, membuat penyerapan seng lebih efisien
• Rasio kalsium dan fosfor ASI sesuai untuk mineralisasi tulang bila dibandingkan dengan susu sapi
(http://www.parentsguide.co.id/smf/index.php?topic=35.0)
o (Bahas Komponen / Isi ASI dan fungsinya terhadap pertumbuhan, lactose intolerance, perkembangan perncernaan anak)
• Tumbuh apa? Kembang Apa?
Pertumbuhan berarti bertambah besar dalam aspek fisis akibat multiplikasi sel dan bertambahnya jumlah zat interseluler. Oleh karena itu pertumbuhan dapat diukur dalam sentimeter atau incih dan dalam kilogram atau pound. Selain itu dapat pula diukur dalam keseimbangan metabolik, yaitu retensi kalsium dan nitrogen oleh badan. Perkembangan digunakan untuk menunjukkan bertambahnya keterampilan dan fungsi kompleks. Seseorang berkembang dalam pengaturan neuromoskuler, berkembang dalam mempergunakan tangan kanannya dan terbentuk pula kepribadiannya. Maturasi dan diferensiasi sering dipergunakan sebagai sinonim untuk perkembangan. Pertumbuhan fisis, sebagai pertumbuhan badan sebagai keseluruhan, Kroman menganjurkan 2 macam pemeriksaan pada anak, yaitu:
1. Pemeriksaan kesehatan medis (medical health examination)
2. Pemeriksaan kesehatan perkembangan (development health examination).
Pemeriksaan yang disebut pertama di atas menilai kondisi anak dari ada tidaknya penyakit, pemeriksaan yang disebut kedua dimaksudkan untuk menilai pertumbuhan fisis dan kedewasaannya dalam mental dan emosi. Walaupun pertumbuhan berlangsung terus secara tetap dari masa konsenpsi sampai dewasa, namun terjadi fluktuasi dalam kecepatan tumbuh seorang anak. Percepatan tumbuh yang mencapai maksimum terjadi pada akhir masa janin dan kemudian menurun terus sampai melewati masa bayi, kemudian timbul percepatan tumbuh lagi pada masa adolesensi yang kemudian menurun dan berhenti setelah mencapai umur dewasa.Puncak pertumbuhan panjang pada masa janin terjadi kira-kira pada akhir trimester kedua kehamilan, puncak pertambahan berat terjadi pada saat sebelum lahir. Fase percepatan pada masa adolesensi terjadi sebaliknya, yaitu berlangsung lebih dini dan berat badan relatif lebih besar daripada tinggi badan. Beberapa jaringan badan hanya mengikuti satu daripada kedua percepatan tumbuh tersebut, sedang lainnya mengikuti suatu bentuk tersendiri. Misalnya jaringan otak cepat tumbuh pada masa percepatan tumbuh janin (siklus pertama) dan tidak tumbuh lagi sebelum percepatan tumbuh pada masa adolesensi (siklus kedua) dimulai. Pada saat lahir besar otak kira-kira hanya 5% daripada berat dewasa. Kira-kira 50% dari pertumbuhan otak terjadi pada tahun pertama kehidupan, 20% terjadi pada tahun kedua. Kerusakan otak pada masa bayi mempunyai arti yang penting demikian pula lingkaran kepala pada masa ini merupakan kemajuannya. Sebaliknya pertumbuhan alat kelamin pada 10 tahun pertama agak lambat, tetapi menjadi cepat pada 10 tahun berikutnya. Pertumbuhan organ ini sangat pesat sesudah seluruh pertumbuhan badan berakhir. Jaringan limfoid tumbuh cepat pada masa bayi dan anak, kemudian menurun pada masa pubertas dan akhirnya mengalami involusi. Termasuk dalam jenis ialah tonsil, adenoid, timus, limpa, kelenjar getah bening dan jaringan limfe di usus.Masa pertumbuhan sebelum dewasa1. Pranatal (0-280 hari)a. Masa embrio (trimester pertama kehidupan prenatal) Diferensiasi berlangsung cepat, terbentuk sistem dan alat-alat dalam tubuh.b. Masa fetus dini (trimester kedua kehidupan prenatal)Terjadi percepatan pertumbuhan. Pembentukan jasad manusia sempurna dan alat tubuh telah terbentuk serta mulai berfungsi. Pada akhir masa ini panjang janin 70% dari pada panjang pada saat dilahirkan, berat badannya hanya 20% daripadanya, karena jaringan lemak subkutan belum terbentuk.c. Masa fetus akhirBertambahnya masa tubuh dengan cepat. Berat badan fetus dari 700 g pada akhir trimester kedua bertambah dengan kecepatan kira-kira 200 g/minggu sampai pertengahan trimester ketiga untuk mencapai kira-kira 3.000-3.500 g.2. Masa neonatal (0-4 minggu sesudah lahir)Penyesuaian sirkulasi dengan keadaan lingkungan, mulai bernafas dan fungsi alat tubuh lainnya. Berat badan dapat turun sampai 10% pada minggu pertama kehidupan yang dicapai lagi pada hari ke-14.3. Masa bayi (tahun pertama dan kedua kehidupan)a. Umur 1 bulan – 1 tahunPertumbuhan dan perkembangan yang cepat, fungsi alat tubuh bertambah, terutama sistim saraf.b. Umur 1 tahun – 2 tahunPertumbuhan menurun, kemajuan dalam berjalan dan aktifitas motorik serta pengaturan fungsi ekskresi4. Masa prasekolah (umur 2 -6 tahun)Pertumbuhan melambat, aktifitas jasmani bertambah, kordinasi fungsi dan mekanisme motorik bertambah, cepat menangkap pelajaran.5. Masa sekolah (wanita 6-10 tahun, pria 6-12 tahun)Pertumbuhan tetap, keterampilan dan proses intelektuil berkembang.6. Masa adolesensi (wanita 10-18 tahun, pria 12-20 tahun)Perubahan dari masa anak ke masa dewasa. Percepatan pertumbuhan tinggi dan berat badan, timbulnya ciri kelamin sekunder, memerlukan kepercayaan diri sendiri dan kebebasan, perkembangan fungsi alat kelamin.1. Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan AnakDapat dibagi dalam 2 bagian.
1. Faktor heredokonstitusionil
2. Faktor lingkungan (pranatal dan pascanatal)
a. Faktor heredokonstusionilGen yang terdapat di dalam nukleus dari telur yang dibuahi pada masa embrio mempunyai sifat tersendiri pada tiap individu. Manifestasi hasil perbedaan antara gen ini dikenal sebagai hereditas. DNA yang membentuk gen mempunyai peranan penting dalam transmisi sifat-sifat herediter. Timbulnya kelainan familial, kelainan khusus tertentu, tipe tertentu dan dwarfism adalah akibat transmisi gen yang abnormal. Haruslah diingat bahwa beberapa anak bertubuh kecil karena konstitusi genetiknya dan bukan karena gangguan endokrin atau gizi. Peranan genetik pada sifat perkembangan mental masih merupakan hal yang diperdebatkan. Memang hereditas tidak dapat disangsikan lagi mempunyai peranan yang besar tapi pengaruh lingkungan terhadap organisme tersebut tidak dapat diabaikan. Pada saat sekarang para ahli psikologi anak berpendapat bahwa hereditas lebih banyak mempengaruhi inteligensi dibandingkan dengan lingkungan.Sifat-sifat emosionil seperti perasaan takut, kemauan dan temperamen lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan dibandingkan dengan hereditas.1. Jenis kelaminPada umur tertentu pria dan wanita sangat berbeda dalam ukuran besar, kecepatan tumbuh, proporsi jasmani dan lain-lainnya sehingga memerlukan ukuran-ukuran normal tersendiri. Wanita menjadi dewasa lebih dini, yaitu mulai adolesensi pada umur 10 tahun, pria mulai pada umur 12 tahun.2. Ras atau bangsaOleh beberapa ahli antropologi disebutkan bahwa ras kuning mempunyai tendensi lebih pendek dibandingkan dengan ras kulit putih. Perbedaan antar bangsa tampak juga bila kita bandingkan orang Skandinavia yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang Italia.3. KeluargaTidak jarang dijumpai dalam suatu keluarga terdapat anggota keluarga yang pendek anggota keluarga lainnya tinggi.4. UmurKecepatan tumbuh yang paling besar ditemukan pada masa fetus, masa bayi dan masa adolesensi.b. Faktor lingkungan1. Faktor prenatal.a). Gizi (defisiensi vitamin, jodium dan lain-lain).Dengan menghilangkan vitamin tertentu dari dalam makanan binatang yang sedang hamil, Warkany menemukan kelainan pada anak binatang tersebut. Jenis kelainan tersebut dapat diduga sebelumnya dengan menghilangkan vitamin tertentu. Telah dibuktikan pula bahwa kurang makanan selama kehamilan dapat meningkatkan angka kelahiran mati dan kematian neonatal. Diketahui pula bahwa pada ibu dengan keadaan gizi jelek tidak dapat terjadi konsepsi. Hal ini disinggung pula oleh Warkany dengan mengatakan ‘The most serious congenital malformation is never to be conceived at all”.b). Mekanis (pita amniotik, ektopia, posisi fetus yang abnormal, trauma, oligohidroamnion).Faktor mekanis seperti posisi fetus yang abnormal dan oligohidroamnion dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti clubfoot, mikrognatia dan kaki bengkok. Kelainan ini tidak terlalu berat karena mungkin terjadi pada masa kehidupan intrauterine akhir. Implantasi ovum yang salah, yang juga dianggap faktor mekanis dapat mengganggu gizi embrio dan berakibat gangguan pertumbuhan.c). Toksin kimia (propiltiourasil, aminopterin, obat kontrasepsi dan lain-lain).Telah lama diketahui bahwa obat-obatan tersebut dapat menimbulkan kelainan seperti misalnya palatoskizis, hidrosefalus, distosis kranial.d). Endokrin (diabetes mellitus pada ibu, hormon yang dimakan, umur tua dan lain-lain).Bayi yang lahir dari ibu yang menderita diabetes mellitus sering menunjukkan kelainan berupa makrosomia, kardiomegali dan hiperplasia adrenal. Hiperplasi pulau Langherhans akan mengakibatkan hipoglikemia. Umur rata-rata ibu yang melahirkan anak mongoloid dan kelainan lain umumnya lebih tinggi dibandingkan umur ibu yang melahirkan anak normal. Ini mungkin disebabkan oleh kelainan beberapa endokrin dalam tubuh ibu yang meningkat pada umur lanjut, walaupun faktor lain yang bukan endokrin juga ikut berperan.e). Radiasi (sinar Rontgen, radium dan lain-lain).Pemakaian radium dan sinar Rontgen yang tidak mengikuti aturan dapat mengakibatkan kelainan pada fetus. Contoh kelainan yang pernah dilaporkan ialah mikrosefali. Spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak. Kelainan yang ditemukan akibat radiasi bom atom di Hiroshima pada fetus ialah mikrosefali, retardsai mental, kelainan kongenital mata dan jantung.f). Infeksi (trimester I: rubella dan mungkin penyakit lain, trimester II dan berikutnya: toksoplasmosis, histoplasmosis, sifilis dan lain-lain).Rubela (German measles) dan mungkin pula infeksi virus atau bakteri lainnya yang diderita oleh ibu pada waktu hamil muda dapat mengakibatkan kelainan pada fetus seperti katarak, bisu-tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan kongenital jantung. Kongenital merupakan contoh infeksi yang dapat menyerang fetus intrauterin hingga terjadi gangguan pertumbuhan fisik dan mental. Toksoplasmosis pranatal dapat mengakibatkan makrosefali kongenital atau mikrosefali dan retinitis.g). Imunitas (eritroblastosis fetalis, kernicterus)Keadaan ini timbul atas dasar adanya perbedaan golongan darah antara fetus dan ibu, sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah bayi yang kemudian melalui plasenta masuk ke dalam peredaran darah bayi yang akan mengakibatkan hemolisis. Akibat penghancuran sel darah merah bayi akan timbul anemia dan hiperbilirubinemia. Jaringan otak sangat peka terhadap hiperbilirubinemia ini dan dapat terjadi kerusakan.g). Anoksia embrio (gangguan fungsu plasenta)Keadaan anoksia pada embrio dapat mengakibatkan pertumbuhannya terganggu.b. Faktor Pascanatal1. Gizi (masukan makanan kualitatif dan kuantitatif).Termasuk dalam hal ini bahan pembangun tubuh yaitu protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin.2. Penyakit (penyakit kronis dan kelainan kongenital).Beberapa penyakit kronis seperti glumerulonefritis kronik, tuberkulosis paru dan penyakit sesak dapat mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani. Hal yang sama juga dapat terjadi pada penderita kelainan jantung bawaan.3. Keadaan sosial-ekonomi.Hal ini memegang peranan penting dalam pertumbuhan anak, jelas dapat terlihat ukuran bayi yang lahir dari golongan orang tua dengan keadaan sosial-ekonomi yang kurang, yang lebih rendah dibandingkan dengan bayi dari keluarga dengan sosial-ekonomi yang cukup.4. Musim.Di negeri yang mempunyai 4 musim terdapat perbedaan kecepatan tumbuh berat badan dan tinggi. Pertambahan tinggi terbesar pada musim semi dan paling rendah pada musim gugur. Sebaliknya penambahan berat badan terbesar terjadi pada musim gugur dan terkecil pada musim semi.5. Lain-lain.Banyak faktor lain yang ikut berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, antara lain pengawasan medis, perbaikan sanitasi, pendidikan, faktor psikologis dan lain-lain.
• Apa pengaruh malnutrisi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak?
Malnutrisi DEFINISI
Malnutrisi dapat terjadi oleh karena kekurangan gizi (undernutrisi) maupun karena kelebihan gizi (overnutrisi).
Keduanya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh dan asupan zat gizi esensial.
Perkembangan malnutrisi melalui 4 tahapan:
1. Perubahan kadar zat gizi dalam darah dan jaringan
2. Perubahan kadar enzim
3. Kelainan fungsi pada organ dan jaringan tubuh
4. Timbulnya gejala-gejala penyakit dan kematian.
Kebutuhan tubuh akan zat gizi bertambah pada beberapa tahapan kehidupan tertentu, yaitu:
- pada masa bayi, awal masa kanak-kanak, remaja
- selama kehamilan
- selama menyusui.
Pada usia yang lebih tua, kebutuhan akan zat gizi lebih rendah, tetapi kemampuan untuk menyerap zat gizipun sering menurun. Oleh karena itu, resiko kekurangan gizi pada masa ini adalah lebih besar dan juga pada masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah.
PENILAIAN STATUS GIZI
Untuk menilai status gizi seseorang, ditanyakan tentang makanan dan masalah kesehatan, dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium tertentu.
Pada pemeriksaan darah dilakukan pengukuran kadar zat gizi dan bahan-bahan yang tergantung kepada kadar zat gizi (misalnya hemoglogbin, hormon tiroid dan transferin).
Untuk menentukan riwayat makan seseorang, ditanyakan makanan apa yang dimakan dalam 24 jam terakhir dan jenis makanan seperti apa yang biasanya dimakan. Dibuat catatan tentang daftar makanan yang dimakan selama 3 hari.
Selama pemeriksaan fisik, diamati penampilan secara keseluruhan dan tingkah lakunya, juga distribusi lemak tubuh serta fungsi organ tubuhnya.
Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Misalnya, perdarahan lambung dapat menyebabkan anemia karena kekurangan zat besi.
Seseorang yang telah diobati dengan vitamin A dosis tinggi karena berjerawat, bisa mengalami sakit kepala dan penglihatan ganda sebagai akibat keracunan vitamin A.
Berbagai sistem tubuh bisa dipengaruhi oleh kelainan gizi:
1. Sistem saraf bisa terkena oleh kekurangan niasin (pelagra), beri-beri, kekurangan atau kelebihan vitamin B6 (piridoksin) dan kekurangan vitamin B12
2. Pengecapan dan pembauan bisa dipengaruhi kekurangan seng
3. Sistem pembuluh darah jantung bisa dipengaruhi oleh :
- beri-beri
- kegemukan (obesitas)
- makanan tinggi lemak menyebabkan hiperkolesterolemi dan penyakit jantung koroner
- makanan kaya garam bisa menyebabkan tekanan darah tinggi
4. Saluran pencernaan dipengaruhi oleh pelagra, kekurangan asam folat dan banyak minum alkohol
5. Mulut (lidah, bibir, gusi dan membran mukosa) dipengaruhi oleh kekurangan vitamin B dan vitamin C
6. Pembesaran kelenjar tiroid terjadi akibat kekurangan iodium
7. Kecenderungan mengalami perdarahan dan gejala pada kulit seperti ruam kemerahan, kulit kering dan pembengkakan karena penimbunan cairan (edema) bisa terjadi pada kekurangan vitamin K, kekurangan vitamin C, kekurangan vitamin A dan beri-beri
8. Tulang dan sendi dapat terkena ricketsia, osteomalasia, osteoporosis dan kekurangan vitamin C.
Status gizi seseorang dapat ditentukan melalui beberapa cara, yaitu:
1. Mengukur tinggi badan dan berat badan, lalu membandingkannya dengan tabel standar.
2. Menghitung indeks massa tubuh (BMI, Body Mass Index), yaitu berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan tinggi badan (dalam meter).
Indeks massa tubuh antara 20-50 dianggap normal untuk pria dan wanita.
3. Mengukur ketebalan lipatan kulit.
Lipatan kulit di lengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dengan menggunakan jangka lengkung (kaliper).
Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh.
Lipatan lemak normal adalah sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.
4. Status gizi juga bisa diperoleh dengan mengukur lingkar lengan atas untuk memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (Lean Body Mass, massa tubuh yang tidak berlemak).
Foto rontgen dapat membantu menentukan densitas tulang dan keadaan dari jantung dan paru-paru, juga bisa menemukan kelainan saluran pencernaan yang disebabkan oleh malnutrisi.
Pada malnutrisi yang berat, dilakukan pemeriksaan hitung jenis sel darah lengkap serta pemeriksaan darah dan air kemih untuk mengukur kadar vitamin, mineral dan limbah metabolit seperti urea.
Pemeriksaan kulit juga bisa dilakukan untuk menilai jenis-jenis tertentu dari kekebalan.
FAKTOR RESIKO
Bayi dan anak-anak merupakan resiko terbesar untuk mengalami kekurangan gizi karena mereka membutuhkan sejumlah besar kalori dan zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Mereka bisa mengalami kekurangan zat besi, asam folat, vitamin C dan tembaga karena makanan yang tidak memadai.
Kekurangan asupan protein, kalori dan zat gizi lainnya bisa menyebabkan terjadinya kekurangan kalori protein (KKP), yang merupakan suatu bentuk dari malnutrisi yang berat, yang akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan.
Kecenderungan untuk mengalami perdarahan pada bayi baru lahir (penyakit hemoragik pada bayi baru lahir), disebabkan oleh kekurangan vitamin K, dan bisa berakibat fatal.
Sejalan dengan pertumbuhannya, kebutuhan makanan anak-anak akan bertambah, karena laju pertumbuhan mereka juga bertambah.
Pada wanita hamil atau wanita menyusui, kebutuhan zat gizi meningkat untuk mencegah malnutrisi pada bayi dan dirinya sendiri.
Asam folat diberikan selama kehamilan untuk menurunkan resiko gangguan perkembangan otak atau tulang belakang (spina bifida) pada bayi.
Meskipun pada wanita-wanita pemakai pil KB lebih mungkin untuk menderita kekurangan asam folat, tidak ada bukti bahwa bayinya akan menderita defisiensi asam folat.
Bayi yang berasal dari ibu peminum alkohol akan mengalami gangguan keseimbangan fisik dan mental (sindroma alkohol pada janin), karena penyalahgunaan alkohol dan malnutrisi yang disebabkannya, bisa mempengaruhi pertumbuhan janin.
Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, bisa mengalami kekurangan vitamin B12, jika ibunya adalah seorang vegetarian.
Pada orang tua dapat terjadi malnutrisi karena:
- merasa kesepian
- fisik dan mental yang mulai menurun
- kurang bergerak
- penyakit kronik.
Kemampuan penyerapan zat gizi pada orang tuapun sudah menurun, memungkinkan terjadi berbagai masalah seperti anemia karena kekurangan zat besi, osteoporosis dan osteomalasia.
Proses penuaan disertai dengan kehilangan sejumlah massa otot yang tidak ada hubungannya dengan penyakit atau kekurangan makanan. Berkurangnya massa otot ini sekitar 11 kg untuk laki-laki dan 5,5 kg untuk wanita.
Perhitungan tersebut berdasarkan:
- berkurangnya kecepatan proses metabolisme
- berkurangnya berat badan total dan
- bertambahnya lemak tubuh sekitar 20-30% pada laki-laki dan 27-40% pada wanita.
Karena perubahan-perubahan tersebut dan karena berkurangnya aktivitas fisik, orang tua memerlukan lebih sedikit kalori dan protein.
Pada orang-orang yang mempunyai penyakit kronik yang menyebabkan malabsorbsi, cenderung memiliki kesulitan dalam menyerap vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E dan K), vitamin B12, kalsium dan zat besi.
Penyakit hati mengganggu penyimpanan vitamin A dan B12, dan mempengaruhi metabolisme protein dan glukosa (sejenis gula).
Penderita penyakit ginjal cenderung mengalami kekurangan protein, zat besi dan vitamin D.
Sebagian besar vegetarian merupakan vegetarian ovo-lakto, yaitu mereka tidak mengkonsumsi daging dan ikan, tapi mengkonsumsi telur dan produk olahan susu. Satu-satunya resiko dari diet semacam ini adalah kekurangan zat besi.
Vegetarian ovo-lakto cenderung berumur lebih panjang dan memiliki resiko yang lebih kecil untuk menderita penyakit kronik dibandingkan orang yang mengkonsumsi daging.
Tetapi kesehatan mereka yang lebih baik, juga merupakan hasil dari menghindari pemakaian alkohol dan tembakau, dan mereka cenderung berolah raga secara teratur.
Vegetarian yang tidak mengkonsumsi produk hewan (vegan), memiliki resiko untuk menderita kekurangan vitamin B12. Makanan bergaya oriental dan makanan yang difermentasi lainnya (misalnya minyak ikan), bisa memenuhi kebutuhan akan vitamin B12.
Banyak makanan yang dinyatakan dapat meningkatkan kesehatan atau menurunkan berat badan. Tetapi pembatasan makanan yang sangat ketat, berdasarkan ilmu gizi adalah tidak sehat, karena dapat menyebabkan:
• Kekurangan vitamin, mineral dan protein
• Gangguan jantung, ginjal dan metabolisme
• • Kematian .
Asupan kalori yang sangat rendah (kurang dari 400 kalori/hari) tidak dapat mempertahankan kesehatan dalam waktu yang lama.
Ketagihan alkohol atau obat-obatan bisa merusak gaya hidup seseorang sehingga asupan makanan yang cukup tidak terpenuhi, dan terdapat gangguan pada penyerapan dan metabolisme zat-zat gizi.
Alkoholisme adalah bentuk ketagihan obat yang paling sering ditemukan, yang memberikan efek serius terhadap status gizi seseorang. Pemakaian alkohol dalam jumlah yang sangat besar merupakan racun yang akan merusak jaringan, terutama pada saluran pencernaan, hati, pankreas dan sistem saraf (termasuk otak).
Alkoholisme merupakan penyebab paling sering dari kekurangan vitamin B1 (tiamin) di USA dan juga menyebabkan kekurangan magnesium, zat besi dan vitamin lainnya.
Sistem Efek
Sistem Pencernaan • Menurunkan produksi asam lambung
• Diare yg sering & bisa berakibat fatal
Sistem Kardiovaskuler
(Jantung & Pembuluh Darah) • Mengurangi ukuran jantung & jumlah darah yg dipompa, memperlambat denyut jantung & menurunkan tekanan darah
• Pada akhirnya menyebabkan kegagalan jantung
Sistem Pernafasan • Memperlambat pernafasan, mengurangi kapasitas paru-paru
• Pada akhirnya menyebabkan kegagalan pernafasan
Sistem Reproduksi • Mengurangi ukuran indung telur (pada wanita) & buah zakar (pada laki-laki)
• Kehilangan gairah seksual (libido)
• Terhentinya siklus menstruasi
Sistem Saraf Apati & mudah tersinggung, meskipun intelektual tidak terganggu
Sistem Muskuler
(Otot) Kesanggupan yang rendah untuk melakukan latihan atau kerja, karena berkurangnya ukuran & kekuatan otot
Sistem Hematologis
(Darah) Anemia
Sistem Metabolik • Suhu tubuh yg rendah (hipotermia), sering menyebabkan kematian
• Pengumpulan cairan di kulit, terutama disebabkan oleh hilangnya lemak dibawah kulit
Sistem Kekebalan Terganggunya kemampuan untuk melawan infeksi & penyembuhan luka
• KURANG KALORI PROTEIN
Diantara kelaparan yang berat dan nutrisi yang cukup, terdapat tingkatan yang bervariasi dari nutrisi yang tidak memadai, seperti Kurang Kalori Protein (KKP), yang merupakan penyebab kematian pada anak-anak di negara-negara berkembang.
Pertumbuhan yang cepat, adanya infeksi, cedera atau penyakit menahun, dapat meningkatkan kebutuhan akan zat-zat gizi, terutama pada bayi dan anak-anak yang sebelumnya telah menderita malnutrisi.
Kurang kalori protein disebabkan oleh konsumsi kalori yang tidak memadai, yang mengakibatkan kekurangn protein dan mikronutrisi (zat gizi yang diperlukan dalam jumlah sedikit, misalnya vitamin dan mineral).
Terdapat tiga jenis KKP, yaitu:
1. KKP Kering : jika seseorang tampak kurus dan mengalami dehidrasi
2. KKP Basah : jika seseorang tampak membengkak karena tertahannya cairan
3. KKP Menengah : jika seseorang berada dalam kondisi diantara KKP kering dan KKP basah.
KKP kering disebut marasmus, merupakan akibat dari kelaparan yang hampir menyeluruh.
Seorang anak yang mengalami marasmus, mendapatkan sangat sedikit makanan, sering disebabkan karena ibu tidak dapat memberikan ASI.
Badannya sangat kurus akibat hilangnya otot dan lemak tubuh.
Hampir selalu disertai terjadinya infeksi.
Jika anak mengalami cedera atau infeksi yang meluas, prognosanya buruk dan bisa berakibat fatal.
KKP basah disebut kwashiorkor, yang dalam bahasa Afrika berarti 'anak pertama-anak kedua'.
Istilah tersebut berdasarkan pengamatan bahwa anak pertama menderita kwashiorkor ketika anak kedua lahir dan menggeser anak pertama dari pemberian ASI ibunya. Anak pertama yang telah disapih tersebut mendapatkan makanan yang jumlah zat gizinya lebih sedikit bila dibandingkan dengan ASI, sehingga tidak tumbuh dan berkembang.
Kekurangan protein pada kwashiorkor biasanya lebih jelas dibandingkan dengan kekurangan kalori, yang mengakibatkan:
- tertahannya cairan (edema)
- penyakit kulit
- perubahan warna rambut.
Anak yang menderita kwashiorkor biasanya telah menjalani penyapihan, sehingga usianya lebih besar daripada anak yang menderita marasmus.
KKP menengah disebut marasmik-kwashiorkor.
Anak-anak yang menderita KKP ini menahan beberapa cairan dan memiliki lebih banyak lemak tubuh dibandingkan dengan penderita marasmus.
Kwashiorkor lebih jarang ditemukan dan biasanya terjadi dalam bentuk marasmik-kwashiorkor.
Kwashiorkor cenderung terjadi di negara-negara dimana serat dan makanan digunakan untuk menyapih bayi (misalnya umbi jalar, singkong, beras, kentang dan pisang), yang sedikit mengandung protein dan sangat banyak mengandung zat tepung; yaitu di pedesaan Afrika, Karibia, kepulauan Pasifik dan Asia Tenggara.
Pada marasmus, sebagaimana yang terjadi pada kelaparan, tubuh menghancurkan/memecahkan jaringannya sendiri untuk digunakan sebagai kalori:
• Cadangan karbohidrat yang disimpan dalam hati habis terpakai
• Protein di otot dipecah untuk menghasilkan protein baru
• Cadangan lemak dipecah untuk menghasilkan kalori.
Sebagai akibatnya seluruh tubuh mengalami penyusutan.
Pada kwashiorkor, tubuh hanya mampu menghasilkan sedikit protein baru. Akibatnya kadar protein dalam darah menjadi berkurang, menyebabkan cairan terkumpul di lengan dan tungkai sebagai edema.
Kadar kolesterol juga menurun dan terjadi perlemakan pada hati yang membesar (pengumpulan lemak yang berlebihan di dalam sel-sel hati).
Kekurangan protein akan menganggu:
- pertumbuhan badan
- sistem kekebalan
- kemampuan untuk memperbaiki kerusakan jaringan
- produksi enzim dan hormon.
Pada marasmus dan kwashiorkor sering terjadi diare.
Perkembangan tingkah laku pada anak yang menderita malnutrisi berat sangat lambat dan bisa terjadi keterbelakangan mental.
Biasanya anak yang menderita marasmus tampak lebih sakit daripada anak yang lebih tua yang menderita kwashiorkor.
(http://medicastore.com/penyakit/628/Malnutrisi.html)
• Apa arti dari kurva Growht Flatering dan garis pertumbuhan KMS di Bawah Garis Merah?
• Manfaat KMS adalah :
• a) Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.
• b) Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak
• c) Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
• Cara Memantau Pertumbuhan Balita
• Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan dicatat di KMS, dan antara titik berat badan KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini dihubungkan dengan sebuah garis. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya (Depkes RI, 2000).
• a) Balita naik berat badannya bila :
• (1) Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna, atau
•
• b) Balita tidak naik berat badannya bila :
•
• c) Berat badan balita dibawah garis merah artinya pertumbuhan balita mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.
•
• d) Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak nail (3T), artinya balita mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.
•
• e) Balita tumbuh baik bila: Garis berat badan anak naik setiap bulannya.
•
• f) Balita sehat, jika : Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna atau pindah ke pita warna diatasnya
• scoring system menurut Mc Laren,1967
Gejala klinik skor
Edema 3
Dermatosis 2
Edema + dermatosis 6
Hair chane 1
Hepatomegali 1
Serum albumin/total protein
< 1,00/ < 3,25 7
1,00-1,49 / 3,25-3,99 6
1,5-1,99 / 4,00-4,75 5
2,00-2,49 / 4,75-5,49 4
2,50-2,99 / 5,50-6,24 3
3,00-3,49 / 6,25-6,99 2
3,50-3,99 / 7,00-7,74 1
>4,00 / >7,75 0
• Penilaian :
• Skor 0-3 : marasmus
• Skor 4-8 : marasmus-kwasiorkor
• Skor 9-15 : kwasiorkor
• Apa fungsi protein terhadap pertumbuhan anak?
o Untuk cadangan energi
o Untuk regenerasi sel
o Ditambahin mineral, vitamin, lemak
• Mengapa si PIPIT sering diare dan batuk pilek dan apa hubunganya dengan keadaanya sekarang?
o Makanan tidak sesuai dengan pencernannya
o ASI berhenti Imun anak lebih rentan
o Meningkatkan resiko atopik
• Langkah – langkah stabilisasi pasien malnutrisi?
• Pengobatan atau pencegahan hipoglikemia
Pada hipoglikemia, anak terlihat lemah, suhu tubuh rendah. Jika anak sadar dan dapat menerima makanan usahakan memberikan makanan sering/cair 2–3 jam sekali. Jika anak tidak dapat makan (tetapi masih dapat minum) berikan air gula dengan sendok.
2. Pengobatan dan pencegahan hipotermia
Hipotermia ditandai dengan suhu tubuh yang rendah < 36o Celcius. Pada keadaan ini anak harus dihangatkan dgn cara ibu atau orang dewasa lain mendekap anak di dadanya lalu ditutupi selimut atau dengan membungkus anak dengan selimut tebal dan meletakkan lampu di dekatnya. Selama masa penghangatan dilakukan pengukuran suhu anak pada dubur setiap 30 menit sekali. Jika suhu anak sudah normal dan stabil tetap dibungkus dengan selimut/pakaian rangkap agar tidak jatuh kembali pada keadaan hipotermia.
3. Pengobatan dan pencegahan kekurangan cairan
Tanda klinis yang sering dijumpai pada anak KEP berat dengan dehidrasi adalah ada riwayat diare sebelumnya, anak sangat kehausan, mata cekung, nadi lemah, tangan dan kaki teraba dingin, anak tidak buang air kecil dalam waktu cukup lama.
Tindakan yang dapat dilakukan:
a. Jika anak masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap 1/2jam sekali tanpa berhenti. Jika anak masih dapat minum, lakukan tindakan rehidrasi oral dengan memberi minum anak 50 ml (3 sendok makan) setiap 30 menit dengan sendok. Cairan rehidrasi oral khusus KEP disebut ReSoMal.
b. Jika tidak ada ReSoMal untuk anak dengan KEP berat dapat menggunakan oralit yang diencerkan 2x. Jika anak tidak dapat minum, lakukan rehidrasi intravena (infus) RL/Glukosa 5% dan NaCl dgn perbandingan 1:1.
4. Lakukan pemulihan gangguan keseimbangan elektrolit
Pada semua KEP Berat/gizi buruk terjadi gangguan keseimbangan elektrolit diantaranya :
a. Kelebihan natrium (Na) tubuh, walaupun kadar Na plasma rendah.
b. Defisiensi Kalium (K) dan Magnesium (Mg).
Ketidakmampuan elektrolit ini memicu terjadinya edema dan untuk pemulihan keseimbangan elektrolit diperlukan waktu minimal 2 minggu.
Berikan makanan tanpa diberi garam/rendah garam, untuk rehidrasi, berikan cairan oralit 1 liter yang diencerkan 2x (dengan pe+an 1 liter air) ditambah 4 gr kecil dan 50 gr gula atau bila balita KEP bisa makan berikan bahan makanan yang banyak mengandung mineral bentuk makanan lumat
5. Lakukan pengobatan dan pencegahan infeksi
Pada KEP berat tanda yang umumnya menunjukkan adanya infeksi seperti demam seringkali tidak tampak. Pada semua KEP berat secara rutin diberikan antibiotik spektrum luar.
6. Pemberian makanan, balita KEP berat
Pemberian diet KEP berat dibagi 3 fase:
a. Fase Stabilisasi (1–2 hari)
Pada awal fase stabilisasi perlu pendekatan yang sangat hati-hati, karena keadaan faali anak yang sangat lemah dan kapasitas homeostatik berkurang, Pemberian makanan harus dimulai segera setelah anak dirawat dan dirancang sedemikian rupa sehingga energi dan protein cukup untuk memenuhi metabolisme basal saja, Formula khusus seperti formula WHO 75/modifikasi/modisko ½ yang dilanjutkan dan jadual pemberian makanan harus disusun agar dapat mencapai prinsip tersebut dengan persyaratan diet sbb: porsi kecil, sering, rendah serat dan rendah laktosa, energi 100 kkal/kg/hari, protein 1–1,5 gr/kgbb/hari, cairan 130 ml/kg BB/hari (jika ada edema berat 100 ml/kg bb/hari),bila anak mendapat ASI teruskan, dianjurkan memberi formula WHO 75/pengganti/modisco ½ dengan gelas, bila anak terlalu lemah berikan dengan sendok/pipet, Pemberian formula WHO 75/pengganti/modisco ½ atau pengganti dan jadual pemberian makanan harus sesuai dengan kebutuhan anak.
•
7. Perhatikan masa tumbuh kejar balita
Fase ini meliputi 2 fase: transisi dan rehabilitasi :
a. Fase Transisi (minggu II)
1) Pemberian makanan pada fase transisi diberikan secara perlahan untuk menghindari resiko gagal jantung, yang dapat terjadi bila anak mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak secara mendadak.
2) Ganti formula khusus awal (energi 75 kal dan protein 0.9 – 1.0 gr/100 ml) dengan formula khusus lanjutan (energi 100 kkal dan protein 2.9 gr/100 ml) dalam jangka waktu 48 jam . Modifikasi bubur/mknn keluarga dapat digunakan asal kandungan energi dan protein sama
3) Naikkan dengan 10 ml setiap kali sampai hanya sedikit formula tersisa, biasanya pada saat tercapai jumlah 30 ml/kg bb/kali pemberian (200 ml/kg bb/hari).
b. Fase Rehabilitasi (Minggu III–VII)
1) Formula WHO-F 135/pengganti/modisco 1 ½ dengan jumlah tidak terbatas dan sering.
2) Energi : 150–220 kkal/kg bb/hari.
3) Protein : 4–6 gr/kgbb/hari.
4) Bila anak masih mendapat ASI, teruskan ASI, ditambah dengan makanan formula karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh kejar.
5) Secara perlahan diperkenalkan makanan keluarga.
8. Lakukan penanggulangan kekurangan zat gizi mikro
Semua pasien KEP berat mengalami kurang vitamin dan mineral, walaupun anemia biasa terjadi, jangan tergesa-gesa memberikan preparat besi (Fe). Tunggu sampai anak mau makan dan BB nya mulai naik (pada minggu II). Pemberian Fe pada masa stabilisasi dapat memperburuk keadaan infeksinya .
Berikan setiap hari :
- Tambahan multivitamin lain
- Bila BB mulai naik berikan zat besi dalam bentuk tablet besi folat/sirup besi
- Bila anak diduga menderita cacingan berikan pirantel pamoat dosis tunggal.
- Vitamin A oral 1 kali.
- Dosis tambahan disesuaikan dgn baku pedoman pemberian kapsul vitamin A
9. Berikan stimulasi dan dukungan emosional
Pada KEP berat terjadi keterlambatan perkembangan mental dan perilaku, karenanya diberikan :
kasih sayang, ciptakan lingkungan menyenangkan,.lakukan terapi bermain terstruktur 15-330 menit/har, rencanakan aktifitas fisik setelah sembuh, tingkatkan keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain)
10. Persiapan untuk tindak lanjut di rumah
Bila BB anak sudah berada di garis warna kuning anak dapat dirawat di rumah dan dipantau oleh tenaga kesehatan puskesmas/bidan di desa.
Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/nutrition/2059092-10-langkah-utama-tatalaksana-kep/#ixzz1id4IMavg
• Penyapihan
o Masa penyapihan
6 bulan pertama ASI eksklusif
Diberikan sampai 6 bulan, ada bayi dini dan bayi akhir
Pada umur 6-9 diberi asi + MP(bubur susu)
Umur 9-12 asi +MP (bubur tim)
>12 asi + makanan (Nasi) sampai umur 2 tahun asi berhenti
Bertahap dan secara natural(tidak memaksa dan mengikuti masa perkembangan anak) tergantung dari ibunya sendiri
o Makanan Penyapihan
6 bulan pertama ASI eksklusif
• Manfaat ASI ekslusif
• Alasan diberi ASI ekslusif
Pada umur 6-9 diberi asi + MP(bubur susu)
Umur 9-12 asi +MP (bubur tim)
>12 asi + makanan (Nasi) sampai umur 2 tahun asi berhenti
6 bln bubur susu
7 bln makanan lunak sering
8-11 bln bubur tim
>12 makanan biasa
• Malnutrisi
o Definisi
Kekurangan nutrisi ditandai dengan seringnya diare
Ketidak seimbanganya gizi pada tumbuh seseorang
o Kriteria dan Assesment
Menurut skor Z dan menurut BMI
o Patofisiologi malnutrisi terhadap tumbuh kembang anak
LI
o Diagnosis malnutrisi
Anamesis
• ASI
• Penyapihan
• Sosial Ekonomi
• Riwayat Sakit
• BBL Riwayat Persalinan
KMS
o Klasifikasi malnutrisi
Primer ( Murni asupan Gizi )
Sekunder ( Akibat suatu Penyakit )
o Penanganan malnutrisi
Stabilisasi
Memperbaiki asupan gizi dan pola makan
o Pencegahan
o Komplikasi
Malnutrisi
DEFINISI
Malnutrisi dapat terjadi oleh karena kekurangan gizi (undernutrisi) maupun karena kelebihan gizi (overnutrisi).
Keduanya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh dan asupan zat gizi esensial.
Perkembangan malnutrisi melalui 4 tahapan:
1. Perubahan kadar zat gizi dalam darah dan jaringan
2. Perubahan kadar enzim
3. Kelainan fungsi pada organ dan jaringan tubuh
4. Timbulnya gejala-gejala penyakit dan kematian.
Kebutuhan tubuh akan zat gizi bertambah pada beberapa tahapan kehidupan tertentu, yaitu:
- pada masa bayi, awal masa kanak-kanak, remaja
- selama kehamilan
- selama menyusui.
Pada usia yang lebih tua, kebutuhan akan zat gizi lebih rendah, tetapi kemampuan untuk menyerap zat gizipun sering menurun. Oleh karena itu, resiko kekurangan gizi pada masa ini adalah lebih besar dan juga pada masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah.
PENILAIAN STATUS GIZI
Untuk menilai status gizi seseorang, ditanyakan tentang makanan dan masalah kesehatan, dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium tertentu.
Pada pemeriksaan darah dilakukan pengukuran kadar zat gizi dan bahan-bahan yang tergantung kepada kadar zat gizi (misalnya hemoglogbin, hormon tiroid dan transferin).
Untuk menentukan riwayat makan seseorang, ditanyakan makanan apa yang dimakan dalam 24 jam terakhir dan jenis makanan seperti apa yang biasanya dimakan. Dibuat catatan tentang daftar makanan yang dimakan selama 3 hari.
Selama pemeriksaan fisik, diamati penampilan secara keseluruhan dan tingkah lakunya, juga distribusi lemak tubuh serta fungsi organ tubuhnya.
Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Misalnya, perdarahan lambung dapat menyebabkan anemia karena kekurangan zat besi.
Seseorang yang telah diobati dengan vitamin A dosis tinggi karena berjerawat, bisa mengalami sakit kepala dan penglihatan ganda sebagai akibat keracunan vitamin A.
Berbagai sistem tubuh bisa dipengaruhi oleh kelainan gizi:
1. Sistem saraf bisa terkena oleh kekurangan niasin (pelagra), beri-beri, kekurangan atau kelebihan vitamin B6 (piridoksin) dan kekurangan vitamin B12
2. Pengecapan dan pembauan bisa dipengaruhi kekurangan seng
3. Sistem pembuluh darah jantung bisa dipengaruhi oleh :
- beri-beri
- kegemukan (obesitas)
- makanan tinggi lemak menyebabkan hiperkolesterolemi dan penyakit jantung koroner
- makanan kaya garam bisa menyebabkan tekanan darah tinggi
4. Saluran pencernaan dipengaruhi oleh pelagra, kekurangan asam folat dan banyak minum alkohol
5. Mulut (lidah, bibir, gusi dan membran mukosa) dipengaruhi oleh kekurangan vitamin B dan vitamin C
6. Pembesaran kelenjar tiroid terjadi akibat kekurangan iodium
7. Kecenderungan mengalami perdarahan dan gejala pada kulit seperti ruam kemerahan, kulit kering dan pembengkakan karena penimbunan cairan (edema) bisa terjadi pada kekurangan vitamin K, kekurangan vitamin C, kekurangan vitamin A dan beri-beri
8. Tulang dan sendi dapat terkena ricketsia, osteomalasia, osteoporosis dan kekurangan vitamin C.
Status gizi seseorang dapat ditentukan melalui beberapa cara, yaitu:
1. Mengukur tinggi badan dan berat badan, lalu membandingkannya dengan tabel standar.
2. Menghitung indeks massa tubuh (BMI, Body Mass Index), yaitu berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan tinggi badan (dalam meter).
Indeks massa tubuh antara 20-50 dianggap normal untuk pria dan wanita.
3. Mengukur ketebalan lipatan kulit.
Lipatan kulit di lengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dengan menggunakan jangka lengkung (kaliper).
Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh.
Lipatan lemak normal adalah sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.
4. Status gizi juga bisa diperoleh dengan mengukur lingkar lengan atas untuk memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (Lean Body Mass, massa tubuh yang tidak berlemak).
Foto rontgen dapat membantu menentukan densitas tulang dan keadaan dari jantung dan paru-paru, juga bisa menemukan kelainan saluran pencernaan yang disebabkan oleh malnutrisi.
Pada malnutrisi yang berat, dilakukan pemeriksaan hitung jenis sel darah lengkap serta pemeriksaan darah dan air kemih untuk mengukur kadar vitamin, mineral dan limbah metabolit seperti urea.
Pemeriksaan kulit juga bisa dilakukan untuk menilai jenis-jenis tertentu dari kekebalan.
FAKTOR RESIKO
Bayi dan anak-anak merupakan resiko terbesar untuk mengalami kekurangan gizi karena mereka membutuhkan sejumlah besar kalori dan zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Mereka bisa mengalami kekurangan zat besi, asam folat, vitamin C dan tembaga karena makanan yang tidak memadai.
Kekurangan asupan protein, kalori dan zat gizi lainnya bisa menyebabkan terjadinya kekurangan kalori protein (KKP), yang merupakan suatu bentuk dari malnutrisi yang berat, yang akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan.
Kecenderungan untuk mengalami perdarahan pada bayi baru lahir (penyakit hemoragik pada bayi baru lahir), disebabkan oleh kekurangan vitamin K, dan bisa berakibat fatal.
Sejalan dengan pertumbuhannya, kebutuhan makanan anak-anak akan bertambah, karena laju pertumbuhan mereka juga bertambah.
Pada wanita hamil atau wanita menyusui, kebutuhan zat gizi meningkat untuk mencegah malnutrisi pada bayi dan dirinya sendiri.
Asam folat diberikan selama kehamilan untuk menurunkan resiko gangguan perkembangan otak atau tulang belakang (spina bifida) pada bayi.
Meskipun pada wanita-wanita pemakai pil KB lebih mungkin untuk menderita kekurangan asam folat, tidak ada bukti bahwa bayinya akan menderita defisiensi asam folat.
Bayi yang berasal dari ibu peminum alkohol akan mengalami gangguan keseimbangan fisik dan mental (sindroma alkohol pada janin), karena penyalahgunaan alkohol dan malnutrisi yang disebabkannya, bisa mempengaruhi pertumbuhan janin.
Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, bisa mengalami kekurangan vitamin B12, jika ibunya adalah seorang vegetarian.
Pada orang tua dapat terjadi malnutrisi karena:
- merasa kesepian
- fisik dan mental yang mulai menurun
- kurang bergerak
- penyakit kronik.
Kemampuan penyerapan zat gizi pada orang tuapun sudah menurun, memungkinkan terjadi berbagai masalah seperti anemia karena kekurangan zat besi, osteoporosis dan osteomalasia.
Proses penuaan disertai dengan kehilangan sejumlah massa otot yang tidak ada hubungannya dengan penyakit atau kekurangan makanan. Berkurangnya massa otot ini sekitar 11 kg untuk laki-laki dan 5,5 kg untuk wanita.
Perhitungan tersebut berdasarkan:
- berkurangnya kecepatan proses metabolisme
- berkurangnya berat badan total dan
- bertambahnya lemak tubuh sekitar 20-30% pada laki-laki dan 27-40% pada wanita.
Karena perubahan-perubahan tersebut dan karena berkurangnya aktivitas fisik, orang tua memerlukan lebih sedikit kalori dan protein.
Pada orang-orang yang mempunyai penyakit kronik yang menyebabkan malabsorbsi, cenderung memiliki kesulitan dalam menyerap vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E dan K), vitamin B12, kalsium dan zat besi.
Penyakit hati mengganggu penyimpanan vitamin A dan B12, dan mempengaruhi metabolisme protein dan glukosa (sejenis gula).
Penderita penyakit ginjal cenderung mengalami kekurangan protein, zat besi dan vitamin D.
Sebagian besar vegetarian merupakan vegetarian ovo-lakto, yaitu mereka tidak mengkonsumsi daging dan ikan, tapi mengkonsumsi telur dan produk olahan susu. Satu-satunya resiko dari diet semacam ini adalah kekurangan zat besi.
Vegetarian ovo-lakto cenderung berumur lebih panjang dan memiliki resiko yang lebih kecil untuk menderita penyakit kronik dibandingkan orang yang mengkonsumsi daging.
Tetapi kesehatan mereka yang lebih baik, juga merupakan hasil dari menghindari pemakaian alkohol dan tembakau, dan mereka cenderung berolah raga secara teratur.
Vegetarian yang tidak mengkonsumsi produk hewan (vegan), memiliki resiko untuk menderita kekurangan vitamin B12. Makanan bergaya oriental dan makanan yang difermentasi lainnya (misalnya minyak ikan), bisa memenuhi kebutuhan akan vitamin B12.
Banyak makanan yang dinyatakan dapat meningkatkan kesehatan atau menurunkan berat badan. Tetapi pembatasan makanan yang sangat ketat, berdasarkan ilmu gizi adalah tidak sehat, karena dapat menyebabkan:
• Kekurangan vitamin, mineral dan protein
• Gangguan jantung, ginjal dan metabolisme
• Kematian .
Asupan kalori yang sangat rendah (kurang dari 400 kalori/hari) tidak dapat mempertahankan kesehatan dalam waktu yang lama.
Ketagihan alkohol atau obat-obatan bisa merusak gaya hidup seseorang sehingga asupan makanan yang cukup tidak terpenuhi, dan terdapat gangguan pada penyerapan dan metabolisme zat-zat gizi.
Alkoholisme adalah bentuk ketagihan obat yang paling sering ditemukan, yang memberikan efek serius terhadap status gizi seseorang. Pemakaian alkohol dalam jumlah yang sangat besar merupakan racun yang akan merusak jaringan, terutama pada saluran pencernaan, hati, pankreas dan sistem saraf (termasuk otak).
Alkoholisme merupakan penyebab paling sering dari kekurangan vitamin B1 (tiamin) di USA dan juga menyebabkan kekurangan magnesium, zat besi dan vitamin lainnya.
PEMBERIAN MAKANAN
Jika zat makanan tidak dapat diberikan melalui mulut, bisa diberikan melalui sebuah selang yang dimasukkan kedalam saluran pencernaan (nutrisi enteral) atau secara intravena (nutrisi parenteral).
Kedua cara tersebut bisa digunakan untuk memberikan makanan kepada orang-orang yang tidak mau atau tidak dapat makan, atau tidak dapat mencerna dan menyerap zat makanan.
Pemberian Makanan Melalui Selang
Penberian makanan melalui selang digunakan pada berbagai keadaan, termasuk pada penyembuhan luka bakar dan penyakit peradangan saluran pencernaan.
Sebuah selang plastik tipis (pipa nasogastrik) dimasukkan melalui hidung, menyusuri kerongkongan sampai mencapai lambung atau usus halus.
Jika selang ini harus digunakan untuk waktu yang lama, bisa secara langsung dimasukkan melalui sayatan kecil di dinding perut, ke dalam lambung atau usus halus.
Cairan yang dimasukkan melalui selang ini mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. 2-45% dari kebutuhan kalori total, berasal dari lemak.
Masalah yang timbul dari pemberian makanan lewat selang ini sangat jarang dan tidak terlalu serius:
- Pada beberapa penderita terjadi diare dan gangguan perut
- Kerongkongan bisa mengalami iritasi dan peradangan
- Makanan bisa terhirup ke dalam paru-paru. Merupakan komplikasi yang serius, tapi jarang terjadi. Bisa dicegah dengan menempatkan kepala pada posisi yang lebih tinggi untuk mengurangi regurgitasi atau dengan memasukkan cairan secara perlahan.
Pemberian Makanan Secara Intravena
Pemberian makanan secara intravena digunakan jika penderita tidak dapat menerima sejumlah makanan yang cukup melalui pipa nasogastrik.
Penderita yang mendapatkan makanan melalui intravena adalah:
- Penderita yang mengalami malnutrisi yang sangat berat dan akan menjalani pembedahan, terapi penyinaran atau kemoterapi
- Penderita luka bakar berat
- Kelumpuhan saluran pencernaan
- Diare atau muntah yang menetap.
Pemberian makanan melalui selang infus ini dapat memasok sebagian dari zat makanan yang dibutuhkan penderita atau seluruhnya (nutrisi parenteral total).
Tersedia sejumlah cairan yang bisa diberikan dan dapat dimodifikasi untuk penderita penyakit ginjal atau hati.
Nutrisi parenteral total memerlukan selang intravena yang lebih besar (kateter). Karena itu digunakan pembuluh balik (vena) yang lebih besar, misalnya vena subklavia.
Seseorang yang menjalani nutrisi parenteral total dipantau secara ketat terhadap perubahan berat badan, pengeluaran air kemih dan tanda-tanda infeksi.
Bila kadar gula darahnya menjadi terlalu tinggi, bisa ditambahkan insulin ke dalam cairan yang diberikan.
Infeksi merupakan resiko karena kateter biasanya digunakan untuk waktu yang lama dan cairan yang mengalir di dalamnya memiliki kadar gula yang tinggi, dimana bakteri bisa tumbuh dengan mudah.
Nutrisi parenteral total bisa menyebabkan komplikasi lainnya:
- Jika terlalu banyak kalori, terutama lemak, hati bisa membesar.
- Lemak yang berlebihan di dalam vena bisa menyebabkan sakit punggung, demam, menggigil, mual dan berkurangnya jumlah trombosit. Tetapi hal ini terjadi pada kurang dari 3% penderita.
- Penggunaan jangka panjang bisa menyebabkan nyeri tulang.
1. AIR
Jumlah air dalam tubuh bayi 70-75% dari BB relative lebih banyak daripada orang dewasa (60-65%)
Kebutuhan Air Dalam Keadaan Normal
Umur Jumlah air dalam 24 jam (ml) Air/kgBB/24 jam (ml)
Hari 3
10 250 – 300
400 – 500 80 – 100
125 – 150
Bulan 3
6
9 750 – 850
950 – 1100
1100 – 1250 140 – 160
130 – 155
125 – 145
Tahun 1
2
4
6
10
14
18 1150 – 1300
1350 – 1500
1600 – 1800
1800 – 2000
2000 – 2500
2200 – 2700
2200 – 2700 120 – 135
115 – 125
100 – 110
90 – 100
70 – 85
50 – 60
40 – 50
Fungsi:
- struktur sel
- Pelarut dalam metabolism sel
- Mediumuntuk ion
- Transportasi nutien
- Transportasi sisa metabolism
- Pengaturan suhu tubuh
2. KALORI
Usia Energi (kkal/kg)
Bayi
0-5 bln
6-12 bln
115
105
Anak
1-3 tahun
4-6 tahun
7-9 tahun
100
90
80
Lelaki
10-12 tahun
13-18 tahun
60-70
50-60
Perempuan
10-12 tahun
13-18 tahun
50-60
40-50
Sumber kalori:
- Karbohidrat : 45-55%
- Protein : 9-15%
- Lemak : 35-45%
3. PROTEIN
Usia Protein (g/kg)
Bayi
0-5 bln
6-12 bln
2,5
2
Anak
1-3 tahun
4-6 tahun
7-9 tahun
2
1,8
1,5
Lelaki
10-12 tahun
13-18 tahun
1
1
Perempuan
10-12 tahun
13-18 tahun
1
1
Fungsi:
- Sumber asam amino untuk pertumbuhan dan pergantin sel jaringan yang rusak
- Komponen utama keseimbangan osmotic
- Komponen enzim, hormone, antibody
- Sumber energy
Sumber:
- Telur
- Ayam, bebek
- Daging, jeroan
- Ikan
- Susu, keju
- Serealia: kacang tanah, kacang polong, kacang kedele, tahu, tempe, jagung, beras, gandum
4. KARBOHIDRAT
Fungsi:
- Sumber utama energy umum
- Sumber energy cadangan (glikogen)
- Sumber serat
- Komponen antibody
Sumber:
- Susu
- Tepung: ubi, singkong, sagu
- Serealia: beras, jagung, gandum
- Buah
- Sirop, kue, jajanan
- Sayur
5. LEMAK
Fungsi:
- sumber energy efisien
- sumbr asam lemak esensial, kolesterol, gliserida
- pelarut vitamin A, D, E, dan K
- penambah rasa lezat
- isolator terhadap perubahan suhu
- struktur jaringan, membrane sel, inti sel
- pemenuhan rasa kenyang
- cadangan protein, vitamin A, tiamin
Sumber:
- susu, keju
- kuning telur
- mentega, minyak nabati
- kacang tanah
- daging, jeroan, otak
- ikan
6. MINERAL
a. Besi
Usia Fe (mg)
Bayi
0-5 bln
6-12 bln
10
15
Anak
1-3 tahun
4-6 tahun
7-9 tahun
15
10
10
Lelaki
10-12 tahun
13-18 tahun
18
18
Perempuan
10-12 tahun
13-18 tahun
18
24
Fungsi:
- Komponen Hb
- Komponen enzim sitokron C dan katalase
Sumber:
- Hati, jeroan, daging
- Kuning telur
- Sayur hijau
- Kacang polong
b. Fluor
Fungsi:
- Komponen gigi dan tulang
Sumber:
- Air
- Makanan laut
- Tumbuh-tumbuhan
c. Fosfor
Usia P (mg)
Bayi
0-5 bln
6-12 bln
-
-
Anak
1-3 tahun
4-6 tahun
7-9 tahun
250
350
400
Lelaki
10-12 tahun
13-18 tahun
400
500
Perempuan
10-12 tahun
13-18 tahun
400
450
Fungsi:
- Komponen tulang dan gigi
- Struktur nucleus dan sitoplasma sel
- Keseimbangan asam basa
- Transmisi rangsangan
Sumber:
- Susu
- Kuning telur
- Daging
- Kacang polong, kacang tanah
- Serealia
d. Kalium
Fungsi:
- Kontraksi otot
- Penyaluran rangsang saraf
- Keseimbangan cairan dan tekanan osmotic intraseluler
- Irama denyut jantung
Sumber:
- Semua jenis makanan
e. Kalsium
Fungsi:
- Komponen tulang dan gigi
- Kontraksi otot
- Pembekuan darah
- Aktivitas jantung
Sumber:
- Susu, keju
- Sayur berdaun hijau
- Sardine
- Kerang
f. Klorida
g. Kobalt
h. Kromium
i. Magnesium
j. Mangan
k. Molybdenum
l. Natrium
m. Selenium
n. Seng
Usia Zn (mg)
Bayi
0-5 bln
6-12 bln
-
-
Anak
1-3 tahun
4-6 tahun
7-9 tahun
10
10
10
Lelaki
10-12 tahun
13-18 tahun
15
15
Perempuan
10-12 tahun
13-18 tahun
15
15
o. Sulfur
p. Tembaga
q. Yodium
Usia Yodium (microgram)
Bayi
0-5 bln
6-12 bln
40
50
Anak
1-3 tahun
4-6 tahun
7-9 tahun
70
90
120
Lelaki
10-12 tahun
13-18 tahun
150
150
Perempuan
10-12 tahun
13-18 tahun
150
150
7. VITAMIN
a. Vitamin A (retinol)
Fungsi:
- Pembentukan pigmen retina
- Pembentukan epitel kulit, mata, system reproduksi, sal. Cerna, saluran kemih
- Perumbuhan tulang dan gigi
Sumber:
- Hati
- Minyak ikan,
- susu
- ikan air tawar
- kuning telur
- mentega
- sayur dan buah berwarna hijau, kuning, merah
b. Vitamin B1 (tiamin)
Jika kekurangan: gejala beri-beri, edema, kelainan saraf, jantung
Sumber: hati, daging, susu, kuning telur, serealia, sayur
c. Vitamin B2 (riboflavin)
Ariboflavinosis dengan gejala utama pada mata
Sumber: susu, keju, hati, jeroan, daging, telur, ikan, sayur bedaun hijau
d. Vitamin B6 (piridoksin)
e. Vitamin B12 (kobalamin)
Jika kekurangan: anemia pernisiosa
Sumber: daging, jeroan, ikan, telur, susu, keju
f. Folasin (asam folinat)
Jika kekurangan: anemia megaloblastik
Sumber: hati, sayur berdaun hijau, serealia, kacang-kacangan, keju
g. Vitamin C (asam askorbat)
Fungsi:
- Meningkatkan absorbs besi
- Meningkatkan konversi asam folat menjadi asam folinat
- Sumber: buah rasa asam, arbei, jeruk, tomat, kubis, semangka, blewah, sayuran hijau
h. Vitamin D
Fungsi:
- Mengatur absorbs penyimpanan kalsium dan fosfor
- Mengatur kadar fosfatase dalam serum
Sumber: kuning telur, margarine, minyak ikan, susu, paparan cahaya matahari
i. Vitamin E (alfa tokoferol)
Fungsi:
- Metabolism otot dan fragilitas eritrosit
- Mengurangi oksidasi karotin, vit. A, asam linoleat dalam usus
Sumber: sayur berdaun hijau, wortel, kacang-kacangan, minyak dari serealia,ASI/ kolostrum
j. Vitamin K
Fungsi:
- Pembentukan factor pembekuan II, VII, IX, X
Sumber:
- Kacang kedele
- Hampir semua makanan terutama sayur berdaun hijau, wortel, ikan, sintesis flora usus
STEP 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar