Halaman

Sabtu, 16 Oktober 2010

NYERI KEPALA DAN TENGKUK

NYERI KEPALA DAN TENGKUK

STEP 1
STEP 2
-          Laki-laki 45 th, keluhan leher belakang pegal dan sakit kepala.
-          TD 160/95 mmHg, TD tidak stabil.
-          Sering merokok dan minum-minuman beralkohol, ayah nya meninggal karena sakit jantung.
-          Sudah do beri tablet warna putih dan di minum ½ tablet pada pagi hari.
-          Dianjurkan untuk diet rendah garam.
STEP 3
1.      Jantung :
a.       Anatomi
o   Terletak di dinding torak mediastinum
o   sebesar kepalan tangan masing-masing
o   Beratnya pria 340- 390 g, wanita 250-275 g
o   Bagian : 2 atrium ; dextra sinistra
2 ventrikel ; dextra sinistra
o   Batas : kanan : sulkus terminalis
Kiri : vena obliqua atrii sinistra
Superior : bifurcation arteri pulmonalis
Inferior : sulkus coronaria
b.      Fisiologi
o   Sebagai transportasi O2, CO2, darah, bahan metabolism.
o   Sebagai pengatur suhu, tekanan darah, asam basah, elektrolit
o   Yang melibuti 2 sistem sirkulasi terpisah ( peredaran darah besar dan peredaran darah kecil ).

2.      Hipertensi
a.       Definisi
o   Keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan TD diatas normal (>120/80).
o   Peningkatan TD yang pada sistol sedikitnya 140 mmHg atau pada disatol meningkat sampai 90 mmHg, tergantung keadaan juga.
b.      Macam-macam
o   Hipertensi primer
§  Idiopatik, factor usia dan jenis kelamin, kebiasaan hidup.
o   Hipertensi sekunder
§  Dapat diketahui penyebabnya ( penyakit kelenjar adrenal, penyakit ginjal, penaikan TD intracranial àtumor otak dan pengaruh obat tertentu seperti obat hormone )
c.       Etiologi
o   Intek konsumsi garam, mineral natrium, alcohol yang berlebihan,
o   Obat-obatan kortikosteroid
o   Obesitas
o   Herediter 

d.      Patofis
o   Jantung memompa darah dengan tekanan lebih besar
o   Arteri besar kehilangan kelenturan à kaku. Tidak dapat mengembang saat jantung memompa darah  
o    Bertambahnya cairan dalam sirkulais
o   Asupan garam berlebihan à cairan tbh meningkat à TD meningkat.
e.       Pathogenesis

f.       Gejala
o   Pusing
o   Mimisan tp jarang terjadi
o   Susah tidur
o   Susah napas
o   Nyeri tengkuk
o   Mata berkunang-kunang
o   Telinga berdengung
o   Nokturia à malam hari kencing terus
o   Proteinuria
o   Sakit kepala
o   Kemerahan pada wajahàUdem wajah
o   Kelemahan otot

g.      Klasifikasi
o   WHO :
§  N                                 <130                / <85 mmHg
§  N tinggi                                   130-139           / 85- 89 mmHg
§  Hipertensi ringan         140- 159          / 90- 99 mmHg
§  Hipertensi sedang       160- 179          / 100- 109 mmHg
§  Hopertensi berat          180- 209          / 110- 119 mmHg
o   JNC VII
§  N                                 < 120               / < 80 mmHg
§  Prehipertensi               120- 139          / 80- 89 mmHg
§  Hipertensi I                 140- 159          /90- 99 mmHg
§  Hipertensi II                >= 160             / >=100 mmHg

h.      Factor resiko
o   Obesitas
o   Lingkungan  à Stress
o   Gaya hidup
o   Kehamilan
o   Etnis (orang kulit hitam)
o   Jenis kelamin
o   Usia
o   Aktifitas

i.        Diagnosis
o   Anamnesis
o   PF ( vital sign )
o   Px penunjang : rontgen
o   Lab : darah, urin, feses

j.        Komplikasi
o   Vaskuler à arterosklerosis ( penyempitan)
o   Mata à retinopati hipertensi à kebutaan
o   Retina à udem à benigna
o   Ginjal à udem
o   Jantung à infak miokard
o   SSP à strok


k.      Pencegahan dan Penatalaksanaan
o   Pencegahan
§  Mengurangi intek garam
§  Menjalankan pola hidup sehat, berhenti merokok dan alcohol
§  OR teratur à erobik, jalan cepat 30menit seminggu sekali
§  Menghindari stres
§  Mengurangi makanan berlemak
§  Menurunkan berat badan
o   Penatalaksanaan
§  Farmakologi
·         Obat penurun tensi diuretic : tiazide, 
·         Penghambat simpatik : reserpin.
·         Ace inhibitor à melebarkan arteri
§  Non farmakologi
·         Diet garam
·         Perubahan pola hidup
·         Rajin kontrol
Goal  of terapi
l.        Prognosis
o   Dubia at malam à cenderung buruk
o   Dubia at bonam à cenderung baik

3.      Mengapa leher belakang bisa pegal dan sakit kepala?
o   TD 160/95 à hipertensi II, dialami oleh TD yg di intracranial à cabang langsung dari arteri-arteri besar à pembuluh kapiler (kecil) à penyumbatan (aterosklerosis).
4.      Hubungan nyeri kepala dan tengkuk dengan minuman beralkohol dan merokok?
o   Rokok
§  Merokok > 15 batang sangat beresiko hipertensi.
§  Nikotin merangsang hormone adrenalin à TD meningkat.

5.      Apakah ada keterkaitan TD dengan keluhan?
o    
6.      Apakah ada kaitannya penyakit yang diderita dengan riwayat keluarga?
o    
7.      Apakah ada kaitannya dengan umur dan jenis kelamin?
8.      Mengapa dokter menyarankan untuk diet rendah garam?
9.      Sasaran kerusakan organ yang yang terkena pada penderita hipertensi


STEP 4
STEP 5
10.  Jantung :
c.       Anatomi (satria)
o   Terletak di dinding torak mediastinum
o   sebesar kepalan tangan masing-masing
o   Beratnya pria 340- 390 g, wanita 250-275 g
o   Bagian : 2 atrium ; dextra sinistra
2 ventrikel ; dextra sinistra
o   Batas : kanan : sulkus terminalis
Kiri : vena obliqua atrii sinistra
Superior : bifurcation arteri pulmonalis
Inferior : sulkus coronaria
d.      Fisiologi (fela,uus,adnan)
o   Sebagai transportasi O2, CO2, darah, bahan metabolism.
o   Sebagai pengatur suhu, tekanan darah, asam basah, elektrolit
o   Yang melibuti 2 sistem sirkulasi terpisah ( peredaran darah besar dan peredaran darah kecil ).

11.  Hipertensi
m.    Definisi
a.       Tekanan darah arterial tinggi, diatas batas normal yang disepakati yaitu diastol 90 mmHg dan sistol 140 mmHg. Dapat memiliki penyebab yang tidak diketahui (essential/ idiopatik hipertensi) atau berkaitan dengan penyakit primer lain (secondary hipertensi).
b.      (Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29)
c.       (Patofisiologi Sylvia Price Vol.2 Edisi 6)

o   Keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan TD diatas normal (>120/80).
o   Peningkatan TD yang pada sistol sedikitnya 140 mmHg atau pada disatol meningkat sampai 90 mmHg, tergantung keadaan juga.
n.      Macam-macam
1.      Hipertensi primer : yg tidak diketahui penyebebnya
a.      Defek pada penanganan garam. Gangguan fungsi ginjal yg terlalu ringan utk menimbulkan gejala-gejala penyakit ginjal, namun secara bertahap dapat menyebabkan akumulasi garam dan air di dalam tubuh, shg terjadi peningkatan progresif tekanan arteri
b.      Kelainan membrane plasma, misalnya gangguan pompa Na+, K+. defek ini dgm mengubah gradient elektrokimia di kedua sisi membrane plasma, dpt mengubah eksitabilitas dan kontraktilitas jantung dan otot polos dinding pembuluh darah sedemikian rupa, shg terjadi peningkatan tekanan darah
c.       Tekanan fisik pada pusat control kardiovaskuler oleh suatu arteri di atasnya.

2.      Hipertensi sekunder
Penyebab hipertensi sekunder dibedakan menjadi 4 kategori :
a.      Hipertensi kardiovaskuler, biasanya berkaitan dg peningkatan kronik resistensi perifer total yg disebabkan oleh aterosklerosis (pengerasan arteri-arteri)
b.      Hipertensi renal
·         Ginjal beresponàmengaktifkan jalur hormonal yg melibatkan angiotensin II (angiotensin II mrpkn vasokonstriksi kuat)àjalur ini  meningkatkan retensi garam dan air slama penbentukan urinàvolume darah meningkatàhipertensi
·         Ginjal rusakàtdk mampu mengeliminasi beban garam normalàterjadi retensi garam yg menginduksi retensi airàvolume plasma bertambahàhipertensi
c.       Hipertensi endokrin
·         Feokromositoma adalah suatu tumoer medulla adrenalin yg mengeluarkan epinefrin dan norepinefrin dg jumlah berlebihanàpeningkatan curah jantung dan vasokonstriksiàhipertensi
·         Sindrom Conn berkaitan dg pembentukan aldosteron oleh korteks adrenalàaldosteron berlebihanàmenyebabkan retensi garam dan air oleh ginjal (jalur rennin-angiotensin-aldosteron)àbeban garam meningkatàhipertensi
d.      Hipertensi neurogenik, terjadi akibat lesi saraf
Hipertensi neurogenik jg dapat terjadi sebagai respon kompensasi terhadap penurunan aliran darah otak, sbg contoh : krn sebuah pembuluh besar otak tertekan oleh tumor.. respon ini dimulai suatu reflex yg meningkatkan tekanan darah sbg usaha untuk mengalirkan darah kaya oksigen ke jaringan otak secara adekuat
Sumber : Buku Fisiologi Manusi, Lauralee Sherwood
ï  Hipertensi menurut penanganan krisis hipertensi :
½  hipertensi emergensi
suatu keadaan dimana memerlukan penanganan cepat dengan cara menurunkan tekanan darah sesegera mungkin ± 1 – 2 jam untuk membatasi dan menghindari kerusakan organ target lebih lanjut.
½  hipertensi urgensi
peningkatan tekanan darah yang berat, tanpa gejala – gejala / disfungsi organ target, diperlukan penurunan tekanan darah dalam waktu beberapa jam sampai 24 jam dengan obat-obat anti hipertensi oral.
(diagnosis dan tatalaksana Hipertensi sindrom koroner akut dan gagal jantung)
Berdasarkan patologis :
*      Benigna : hipertensi stadium 2, dimana tekanan sistolik >= 160 mmHg dan tekanan diatolik >= 100 mmHg, funduskopi KW 1-2 retinum hipertensi.
bersifat progresif lambat selama 20-30 tahun sehingga dapat menyebabkan perubahan arteriol-arteriol diseluruh tubuh ditandai dengan fibrosis dan hialinisasi (sklerosis) dinding pembuluh darah.

*      Maligna :  hipertensi stadium 2, dimana tekanan sistolik >= 160 mmHg dan tekanan diatolik >= 100 mmHg, funduskopi KW 3-4 retinum hipertensi
suatu keadaan klinis dalam penyakit hipertensi yang bertambah berat dengan cepat sehingga dapat menimbulkan kerusakan berat pada berbagai organ. Ditandai dengan diastol yang lebih tinggi dari 120-130 mmHg, retinopati stadium IV (dengan oftalmoskop terdiri atas sklerosis vaskuler, eksudat, perdarahan dan papiledema), dan disfungsi ekskresi ginjal yang berkisar dari proteinuria, hematuria, dan azotemia.
Sekunder
Isolated Systolic Hypertension adalah hipertensi yang terjadi ketika tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg namun tekanan diastolik dalam batas normal. Keadaan ini berhubungan dengan arteriosclerosis (pengerasan dinding arteri). Pregnancy Induced Hypertension adalah kondisi naiknya tekanan darah yang terjadi selama kehamilan, dimana naiknya tekanan darah sistolik dan diastolik lebih dari 15 mmHg (Guibert R dan Franco ED, 1999).
Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) yaitu peningkatan tekanan diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik. Biasanya ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda.Hipertensi campuran (sistol dan diastol yang meninggi) yaitu peningkatan tekanan darah pada sistol dan diastol. Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension) yaitu peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik. Umumnya ditemukan pada usia lanjut. (Gunawan, 2001)

 (Patofisiologi Sylvia Price Vol.2 Edisi 6)
(Kapita Selekta Kedokteran Edisi 2)

o   Hipertensi primer
§  Idiopatik, factor usia dan jenis kelamin, kebiasaan hidup.
o   Hipertensi sekunder
§  Dapat diketahui penyebabnya ( penyakit kelenjar adrenal, penyakit ginjal, penaikan TD intracranial àtumor otak dan pengaruh obat tertentu seperti obat hormone )
o.      Etiologi
o   Intek konsumsi garam, mineral natrium, alcohol yang berlebihan,
o   Obat-obatan kortikosteroid
o   Obesitas
o   Herediter 
*      Hipertensi esensial ( primer ): 75% dari seluruh penderita hipertensi
Etiologi : tanpa kelainan anatomik, biasanya herediter, terganntung dari umur       (lebih 40 tahun), terdapat faktor psikis
*      Hipertensi skunder : Merupakan 20% penderita
Etiologi : penyakit ginjal (glomerulonefritis akuta/kronika, kista, hipertrofi         prostat, tumor, batu), stenosis isthmus aortae.
*      Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol (seperti keturunan, jenis kelamin, dan umur) dan yang dapat dikontrol (seperti kegemukan, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam).
*      (Depkes RI)

o   Esensial : disebabkan beberapa perubahan pada jantung, pembuluh darah kemungkinan bersama-sama meningkatkan kenaikan tekanan darah
o   Sekunder : disebabakan karena adanya penyakit ginjal, kelainan kelenjar suprarenal, hormonal, dan pemakaian obat tertentu.
o   (IPD)

Hipertensi Esensial (Hipertensi Primer)
Adalah hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui. Terjadi pada sekitar
90% penderita hipertensi.
Hipertensi Sekunder
Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu.
(eprints.undip.ac.id)

p.      Etiologi
o   Intek konsumsi garam, mineral natrium, alcohol yang berlebihan,
o   Obat-obatan kortikosteroid
o   Obesitas
o   Herediter 

Hipertensi Esensial (Hipertensi Primer)
Adalah hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui. Terjadi pada sekitar
90% penderita hipertensi.
Sensitivitas Garam
Homeostasis Renin
Resistansi Insulin
Tidur Apneu
Genetik (keturunan)
Umur
Obesitas
Hipertensi Sekunder
Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu.
Penyakit Ginjal:
Stenosis arteri renalis
Pielonefritis
Glomerulonefritis
Tumor-tumor ginjal
Penyakit ginjal polikista
(biasanya diturunkan)
Trauma pada ginjal (luka
yang mengenai ginjal)
Terapi penyinaran yang
mengenai ginjal
Kelainan Hormonal:
Hiperaldosteronisme
Sindroma Cushing (sekresi kortisol yang berlebihan)
Feokromositoma
Tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin
(adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin)
Obat-obatan:
Pil KB
Kortikosteroid
Siklosporin
Eritropoietin
Kokain
Penyalahgunaan alkohol
Kayu manis (dalam jumlah
sangat besar)
Penyebab Lainnya:
Koartasio aorta
Preeklamsi pada kehamilan
Porfiria intermiten akut
Keracunan timbal akut
(eprints.undip.ac.id)
o    

q.      Patofis
o   Jantung memompa darah dengan tekanan lebih besar
o   Arteri besar kehilangan kelenturan à kaku. Tidak dapat mengembang saat jantung memompa darah 
o    Bertambahnya cairan dalam sirkulais
o   Asupan garam berlebihan à cairan tbh meningkat à TD meningkat.
-          Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati.Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.
-          Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin.Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.
-          Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
-          (Depkes RI)
-           
-          Tekanan darah =       Curah Jantung           x          Tahanan perifer
-                Perub.nutrisi berlebih   Koping individu      Kurang pengetahuan
-                      Obesitas                              Stress          Na,makanan berlemak         Rokok,alkohol
-         
 

-          Insulin   , plak pemb.    Katekolamin                Hormon Natriuretik            v.konstriksi  rebound
-          Darah, tahanan peri-               Aktivitas saraf             Hipervolemia,                      tembakau sbg
-          Fer berkurang              simpatis                 Penyempitan pem.        vasokonstriktor
-              darah
-           
-           
-           
-          Penurunan Tekanan Arteri
-           
-                                                          Renin (ginjal)
-           
-                      Substrat Renin                                                           Angiotensin I
-                      (Protein Plasma)                                                       “Converting enzim”
-                                                                                                                      (Paru)
-             A III                                                  Angiotensin II
-                                                                     
-          Aldosteron                             Vasokontriksi arteri perifer
-           
-                                                                      Nyeri/sakit kepala
-                             Retensi Na & H2O
-                                Volume plasma
-                                               Tekanan Darah
-         
Resti penurunan curah jantung
 
 

-                                                         
-         
 

-         
shock
 
Suplai dan kebutuhan O2 tidak seimbang
-         
Flowchart: Alternate Process: Intoleransi aktivitas
-           
-           

o  
r.        Pathogenesis

s.       Gejala
o   Pusing
o   Mimisan tp jarang terjadi
o   Susah tidur
o   Susah napas
o   Nyeri tengkuk
o   Mata berkunang-kunang
o   Telinga berdengung
o   Nokturia à malam hari kencing terus
o   Proteinuria
o   Sakit kepala
o   Kemerahan pada wajahàUdem wajah
o   Kelemahan otot
            Sakit kepala berdenyut/ckot-cekot biasanya terasa setelah bangun tidur dan hilang pada saat siang
            Epitaksis
            Marah
            Telingga berdengung
            Rasa berat di tengkuk
            Sukar tidur
            Mata berkunang-kunang
            Pusing
(kapita selekta jilid 1 fkui 1999)
         
           pusing
           migraine
           epistaksis (mimisan)
           susah tidur
           sesak nafas
           mudah lelah
           penglihatan kabur
           mual,muntah
(ilmu penyakit dalam,UI)

           sakit kepala, karena vasokontruksi atau epitoxis dari perdarahan kapiler basal
           penglihatan remang2
           napas pendek
           angina
(Proses keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem kardiovaskular.EGC.1993)
o    

t.        Klasifikasi
o   WHO :
§  N                                 <130                / <85 mmHg
§  N tinggi                                   130-139           / 85- 89 mmHg
§  Hipertensi ringan         140- 159          / 90- 99 mmHg
§  Hipertensi sedang       160- 179          / 100- 109 mmHg
§  Hopertensi berat          180- 209          / 110- 119 mmHg
o   JNC VII
§  N                                 < 120               / < 80 mmHg
§  Prehipertensi               120- 139          / 80- 89 mmHg
§  Hipertensi I                 140- 159          /90- 99 mmHg
§  Hipertensi II                >= 160             / >=100 mmHg
-          Klasifikasi JNC VII 2003,
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa
Kategori
Tekanan Darah Sistolik
Tekanan Darah Diastolik
Normal
< 120 mmHg
(dan) < 80 mmHg
Pre-hipertensi
120-139 mmHg
(atau) 80-89 mmHg
Stadium 1
140-159 mmHg
(atau) 90-99 mmHg
Stadium 2
>= 160 mmHg
(atau) >= 100 mmHg
Klasifikasi
Sistolik (mmHg)
Diastlik (mmHg)
Normotensi
Hipertensi ringan
Hipertensi perbatasan
Hipertensi berat dan sedang
Hipertensi sistolik terisolasi
Hipertensi sistolik perbatasan
< 140
140 – 180
140 -160
> 180
> 140
140 - 160
< 90
90 – 105
90 – 95
> 105
< 90
< 90



-          Menurut WHO :
-          Buku ajar kardilogi FK UI
-          U . S . D E PARTME NT OF H EALTH AND HUMAN S E RV I C E S
-          National Institutes of Health
-          National Heart, Lung, and Blood Institute
§   

u.      Factor resiko
o   Obesitas
o   Lingkungan  à Stress
o   Gaya hidup
o   Kehamilan
o   Etnis (orang kulit hitam)
o   Jenis kelamin
o   Usia
o   Aktifitas
-          Jenis kelamin ; Pada umumnya insiden pada pria lebih tinggi daripada wanita, namun pada usia pertengahan dan lebih tua, insiden pada wanita akan meningkat, sehingga pada usia diatas 65 tahun, insiden pada wanita lebih tinggi (Tambayong, 2000)
-          Usia ; Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Ini sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur (Tambayong, 2000).
-          Obesitas ; adalah ketidak seimbangan antara konsumsi kalori dengan kebutuhan energi yang disimpan dalam bentuk lemak (jaringan sub kutan tirai usus, organ vital jantung, paru dan hati) yang menyebabkan jaringan lemak in aktif sehingga beban kerja jantung meningkat. Obesitas juga didefinisikan sebagai kelebihan berat badan sebesar 20% atau lebih dari berat badan ideal. Obesitas adalah penumpukan jaringan lemak tubuh yang berlebihan dengan perhitungan IMT > 27.0. pada orang yang menderita obesitas ini organ-organ tubuhnya dipaksa untuk bekerja lebih berat, oleh sebab itu pada waktunya lebih cepat gerah dan capai. Akibat dari obesitas, para penderita cenderung menderita penyakit kardiovaskuler, hipertensi dan diabetes mellitus (Notoatmodjo: 2003).
-          Riwayat keluarga ; yang menunjukkan adanya tekanan darah yang meninggi merupakan faktor risiko yang paling kuat bagi seseorang untuk mengidap hipertensi dimasa yang akan datang. Tekanan darah kerabat dewasa tingkat pertama (orang tua saudara kandung) yang dikoreksi terhadap umur dan jenis kelamin tampak ada pada semua tingkat tekanan darah (Padmawinata, 2001).
-          Merokok ; Departemen of Healt and Human Services, USA (1989) menyatakan bahwa setiap batang rokok terdapat kurang lebih 4000 unsur kimia, diantaranya tar, nikotin, gas CO, N2, amonia dan asetaldehida serta unsur-unsur karsinogen. Nikotin, penyebab ketagihan merokok akan merangsang jantung, saraf, otak dan bagian tubuh lainnya bekerja tidak normal. Nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin sehingga meningkatkan tekanan darah, denyut nadi, dan tekanan kontraksi otot jantung. Selain itu, meningkatkan kebutuhan oksigen jantung dan dapat menyababkan gangguan irama jantung (aritmia) serta berbagai kerusakan lainnya (Wijayakusuma, 2003).
-          Olah raga ; lebih banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi karena olah raga isotonik dengan teratur akan menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dikaitkan dengan peran obesitas pada hipertensi kurang melakukan olah raga akan menaikan kemungkinan timbulnya obesitas dan jika asupan garam juga bertambah akan memudahkan timbulnya hipertensi (Tjokronegoro, 2001).
http://alin-maliando.blogspot.com
Garam dapur merupakan faktor yang sangat dalam patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15 gram perhari, prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20%. Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadai melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah (Basha, 2004).
Garam mengandung 40% sodium dan 60% klorida. Orang-orang peka sodium lebih mudah meningkat sodium, yang menimbulkan retensi cairan dan peningkatan tekanan darah (Sheps, 2000).
Garam berhubungan erat dengan terjadinya tekanan darah tinggi gangguan pembuluh darah ini hampir tidak ditemui pada suku pedalaman yang asupan garamnya rendah. Jika asupan garam kurang dari 3 gram sehari prevalensi hipertensi presentasinya rendah, tetapi jika asupan garam 5-15 gram perhari, akan meningkat prevalensinya 15-20% (Wiryowidagdo, 2004).
Garam mempunyai sifat menahan air. Mengkonsumsi garam lebih atau makan-makanan yang diasinkan dengan sendirinya akan menaikan tekanan darah. Hindari pemakaian garam yang berkebih atau makanan yang diasinkan. Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalan makanan. Sebaliknya jumlah garam yang dikonsumsi batasi (Wijayakusuma, 2000).
Merokok merupaka salah satu faktor yang dapat diubah, adapun hubungan merokok dengan hipertensi adalah nikotin akan menyebabkan peningkatan tekana darah karena nikotin akan diserap pembulu darah kecil dalam paru-paru dan diedarkan oleh pembulu dadarah hingga ke otak, otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan member sinyal pada
Universitas Sumatera Utara
kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin (Adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembulu darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi.Selain itu, karbon monoksida dalam asap rokokmenggantikan iksigen dalam darah. Hal ini akan menagakibatkan tekana darah karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup kedalam orga dan jaringan tubuh ( Astawan, 2002 ).
Aktivitas sangat mempengaruhiterjadinya hipertensi, dimana pada orang yang kuan aktvitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tingi sehingga otot jantung akan harus bekerja lebih keras pada tiap kontraksi.Makin keras dan sering otot jantung memompa maka makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri ( Amir, 2002 ).
Stress juga sangat erat merupakan masalah yang memicu terjadinya hipertensi dimana hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu). Stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota (Dunitz, 2001).

v.      Diagnosis
o   Anamnesis
o   PF ( vital sign )
o   Px penunjang : rontgen
o   Lab : darah, urin, feses
a.        
A. Anamnesis :
·         Lama penderita hipertensi dan derajat tekanan darah
·         Indikasi adanya hipertensi sekunder
a.       Keluarga dengan riwayat penyakit ginjal
b.       Adanya penyakit ginjal infeksi salurran kemih, pemakaian obat analgesic dll
c.       Kelemahan otot
·         Faktor2 resiko :
a.       Riwayat hipertensi atau kardiovasculer pada pasien ataupun keluarga.
b.       Riwayat hiperlipidemia pada pasien atau keluarganya
c.       Riwayat DM pada pasien atau keluarganya
d.       Kebiasaan merokok
e.       Pola makan
f.        Obesitas
g.       Kepribadian
·         Gejala kerusakan organ :
a.         Otak dan mata : sakit kepala, vertigo, gguan penglihatan, defisiit sensoris atau motoris
b.         Jantung : palpitasi, nyeri dada, sesak, bengkak kaki.
c.         Ginjal : haus, poliuria
·         Pengobatan anti hipertensi sebelumnya
·         Faktor2 pribadi, keluarga dan lingkungan

B. Pemeriksaan penunjang :
·         Tes darah rutin,
·         glukosa darah,
·         kolesterol totalk serum,
·         kolesterol LDL dan HDL,
·         hemoglobin dan hematokrit,
·         asam urat serum elektrokardiograf

C.  Pemeriksaan untuk menentukan kerusakan organ target :
§  Jantung : pemeriksaan fisis, foto polos dada untuk melihat pembesaran jantung, Elektrokardiografi untuk deteksi iskemia
§  Pembuluh darah : PF termasuk perhitungan pulse pleasure, Ultra Sono Grafi)
§  Otak : pemeriksaan neurologis, diagnosis stroke ditegakkan dg city scand
§  Mata : Funduscopy
§  Fungsi ginjal : penentuan adanya proteinnuria
o    

b.      Komplikasi
Organ yang paling sering menjadi target kerusakan akibat hipertensi adalah :
Ø  Otak, dapat menyebabkan stroke
Ø  Jantung, dapat menyebabkan PJK dan Gagal Jantung
Ø  Ginjal, dapat menyebabkan Penyakit Ginjal Kronik dan Gagal Ginjal Terminal
Ø  Mata, dapat menyebabkan Retinopati Hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan
(Farmakologi dan Terapi, FK UI)
c.        
o   Vaskuler à arterosklerosis ( penyempitan)
o   Mata à retinopati hipertensi à kebutaan
o   Retina à udem à benigna
o   Ginjal à udem
o   Jantung à infak miokard
o   SSP à strok


d.      Pencegahan dan Penatalaksanaan
o   Pencegahan
§  Pertahankan berat badan ideal. Atur pola makan, antara lain tidak mengonsumsi makanan tinggi garam dan tinggi lemak, serta perbanyak konsumsi buah dan sayur
§  Olahraga teratur. Sedapat mungkin atasi stres dan emosi
§  Hentikan kebiasaan merokok
§  Hindari minuman beralkohol
§  Periksa tekanan darah secara berkala. Dan lakukan pengecekan ulang minimal setiap 2 tahun untuk kelompok nomotensi dan setiap tahun untuk kelompok pre hipertensi, yaitu tekanan darah sistolik 120-139 mmHg atau diastolik 80-90mmHg dan
§  Bila diperlukan konsumsi obat-obatan penurunan tekanan darah serta makan secara teratur.
1)     Penatalaksanaan
Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena olah raga isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat digunakan untuk mengurangi/ mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam ke dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit).
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
  1. Pengobatan non obat (non farmakologis)
  2. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Pengobatan non obat (non farmakologis)
Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-kurangnya ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan non farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik.

Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :
  1. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh
  2. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan ini hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis.
  1. Ciptakan keadaan rileks
Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
  1. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu.
  2. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol

Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar saat ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter.
  • Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan.
Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid.
  • Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas ).
Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.

  • Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial.
Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol. Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-hati.

  • Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan pusing.

  • Penghambat ensim konversi Angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah).
Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.

  • Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah : sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.

  • Penghambat Reseptor Angiotensin II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang mungkin timbul adalah : sakit kepala, pusing, lemas dan mual.
Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.
a.       Tujuan Pengobatan Hipertensi
1)     Menurunkan tekanan darah sampai normal atau mendekati normal, tanpa menggangu aktivitas sehari-hari. Dengan demikian dapat komplikasi dan menurunkan morbiditas dan mortalitas.
2)     Prevansi terhadap peninggian tekanan darah dan “heat rate” secara akut selama “exercise” dan stress.

e.       Prognosis
o   Dubia at malam à cenderung buruk
o   Dubia at bonam à cenderung baik
12.  Mengapa leher belakang bisa pegal dan sakit kepala?


13.  Hubungan nyeri kepala dan tengkuk dengan minuman beralkohol dan merokok?
-          Limit minum alkohol tidak lebih dari
2/hari (30 ml etanol [mis.720 ml beer],
300ml wine) untuk laki-laki dan 1/hari
untuk perempuan
-          2-4 mm Hg
-          Singkatan: BMI, body mass index, BB, berat badan, DASH, Dietary Approach to
-          Stop Hypertension
-          * Berhenti merokok, untuk mengurangi resiko kardiovaskular secara keseluruhan
-          (Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet edisi baru. Jakarta : Gramedia)
-           


14.  Apakah ada keterkaitan TD dengan keluhan?
15.  Apakah ada kaitannya penyakit yang diderita dengan riwayat keluarga?
16.  Apakah ada kaitannya dengan umur dan jenis kelamin?
17.  Mengapa dokter menyarankan untuk diet rendah garam?
18.  Sasaran kerusakan organ yang yang terkena pada penderita hipertensi

STEP 6
( belajar mandiri )
STEP 7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails