WAJAH BERJERAWAT LBM 5 MDL 7 SGD 8 STEP 1 Status dermatologi= Komedo= Sebum= Adneksa kulit= Pemeriksaan histopatologi anatomi= Spesimen biopsi= Folikel sebasea= Predeleksi= STEP 2 "KELAINAN ADNEKSA KULIT" STEP 3 Anatomi kulit= Struktur Kulit: Adneksa: Keringat (sudorifera): -Kelenjar yg tersebar diseluruh permukaan kulit yang ditandai dg sekret encer, -di telapak tangan dan kaki, dahi dan aksila -Sekresi Tergantung faktor saraf kolinergik faktor panas dan stres emosional. -Sekretnya lebih kental -letaknya lebih dalam dari ekrin -letaknya pada aksila, areola mamae, labia minor, pubis, saluran telinga luar -Kelenjar yg aktif pada masa pubertas. Fungsi= -Untuk melembabkan kulit -mengatur suhu tubuh Fungsi= -Untuk sekresi sebum, sebum yang berfungsi sbg pertahanan tingkat 1 sawar fisik. -Melembabkan kulit dan rambut Macam-macam kelainan: definisi, etiologi, penataklaksanaan, patogenesis, faktor2 yg mempermudah terjadinya, Diagnosis.!!!!!!! Apokrin: Hidradenitis supurativa Kromhidrosis Bromhidrosis Ekrin: Hiperhidrosis Anhidrosis Miliaria Kristalina Rubra Profunda Dishidrosis Akne Vulgaris Venenata Komedonal Rosasea Dermatitis Perioral Alopecia Areata Alopecia androgenik Efluvium Telogen Trikotilomania Dermatosis yang menyebabkan kelainan Paronikia Onikomikosis Psoriasis Penyakit darier Menurut penyakit kuku Hipokratik finger Shell nail syndrome Koilonika Onikauksis Onikogrifosis Anonikia Onikoatrofi Onikolisis Pakionikia Beau's lines Onikoreksis Hapalonikia Nail-patella-elbow syndrom Median nail dystrophy Pterygium unguis Hang nail Onikofagia Onikopilomania Menurut perubahan warna kuku Green nails Black nails Brown nails Yellow nails White nails STEP 4 Map mapping.......................................... STEP 5 Anatomi kulit: Struktur Kulit: Adneksa: Keringat (sudorifera): -Kelenjar yg tersebar diseluruh permukaan kulit yang ditandai dg sekret encer, -di telapak tangan dan kaki, dahi dan aksila -Sekresi Tergantung faktor saraf kolinergik faktor panas dan stres emosional. -Sekretnya lebih kental -letaknya lebih dalam dari ekrin -letaknya pada aksila, areola mamae, labia minor, pubis, saluran telinga luar -Kelenjar yg aktif pada masa pubertas. Fungsi= -Untuk melembabkan kulit -mengatur suhu tubuh Fungsi= -Untuk sekresi sebum, sebum yang berfungsi sbg pertahanan tingkat 1 sawar fisik. -Melembabkan kulit dan rambut Macam-macam kelainan: definisi, etiologi, penataklaksanaan, patogenesis, faktor2 yg mempermudah terjadinya, Diagnosis.!!!!!!! (LI) Apokrin: definisi, etiologi, penataklaksanaan, patogenesis, faktor2 yg mempermudah terjadinya, Diagnosis Ekrin: definisi, etiologi, penataklaksanaan, patogenesis, faktor2 yg mempermudah terjadinya, Diagnosis definisi, etiologi, penataklaksanaan, patogenesis, faktor2 yg mempermudah terjadinya, Diagnosis definisi, etiologi, penataklaksanaan, patogenesis, faktor2 yg mempermudah terjadinya, Diagnosis definisi, etiologi, penataklaksanaan, patogenesis, faktor2 yg mempermudah terjadinya, Diagnosis definisi, etiologi, penataklaksanaan, patogenesis, faktor2 yg mempermudah terjadinya, Diagnosis STEP 6 Belajar mandiri........................................ STEP 7 Anatomi kulit: Struktur Kulit: Adneksa: Keringat (sudorifera): -Kelenjar yg tersebar diseluruh permukaan kulit yang ditandai dg sekret encer, -di telapak tangan dan kaki, dahi dan aksila -Sekresi Tergantung faktor saraf kolinergik faktor panas dan stres emosional. -Sekretnya lebih kental -letaknya lebih dalam dari ekrin -letaknya pada aksila, areola mamae, labia minor, pubis, saluran telinga luar -Kelenjar yg aktif pada masa pubertas. Fungsi= -Untuk melembabkan kulit -mengatur suhu tubuh Fungsi= -Untuk sekresi sebum, sebum yang berfungsi sbg pertahanan tingkat 1 sawar fisik. -Melembabkan kulit dan rambut Macam-macam kelainan: definisi, etiologi, penataklaksanaan, patogenesis, faktor2 yg mempermudah terjadinya, Diagnosis.!!!!!!! (LI) Apokrin: definisi, etiologi, penataklaksanaan, patogenesis, faktor2 yg mempermudah terjadinya, Diagnosis Definisi : merupakan penyakit kronis supuratif dan sikatrikal pada kulit lokasi kelenjar apokrin, terutama di aksila dan anogenital. Etiopatogenesis : pada awalnya terjadi sumbatan keratin pada duktus apokrin distal diduga karena gesekan (trauma ketika mencukur rambut atau pakaian yang ketat) atau iritasi bahan kimia (anti persipiran deodoran), selanjutnya terjadi pelebaran duktus, diikuti masuknya bakteri ( yang tersering stapilokokus, streptokokus dan e. Coli) yang kemudian terjebak di bawah tempat yang tersumbat. Bakteri tumbuh dan berkembang dengan lingkungan nutrisi dalam duktus apokrin. Selanjutnya terjadi peradangan yang menyolok pada kelenjar apokrin yang tersumbat. Manifestasi klinik : Awalnya terjadi bisul eritem yang nyeri tanpa puncak pustuler, pada daerah apokrin. Biasanya soliter, jika multiple jarang lebih dari tiga. Dalam beberapa hari menjadi abses yang membesar dan tanpa terapi akan pecah mengeluarkan cairan purulen atau seropurulen, pada penyembuhan terjadi fibrosis. Secara keseluruhan terdapat tiga stadium : Terjadinya abses soliter, atau bila multipel biasanya terpisah, tanpa ada jaringan parut atau sinus. (sendiri). Terjadinya abses yang rekuren dengan sinus-sinus dan sikatrik, dapat tunggal atau multipel tapi lesi masih terpisah. (berulang). Terjadinya absesyang difus dengan sinus-sinus multipel dan saling berhubungan Skrofuloderma. Pada hidradenitis supurativa pada permulaan disertai tanda-tanda radang akut dan terdapat gejala konstitusi. Antibiotik sistemik. Jka telah terbentuk abses maka diinsisi. Bila belum melunak diberi kompres terbuka. Jika pada kasus yang kronik residif maka kelenjar apokrin dieksisi. Adalah sekresi keringat apokrin yang berwarna. Terjadi karena peningkatan ekskresi keringat apokrin yang berlebihan disertai oksidasi yang meningkat pada lipofuchin (pigmen bentuk granula normal pada kelenjar apokrin) Shannaz Nadia Idris, Erdina HDP, A. Kosasih. Bagian/UPF Penyakit Kulit dan Kelamin/FKUI/ Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta Shannaz Nadia Idris, Erdina HDP, A. Kosasih. Bagian/UPF Penyakit Kulit dan Kelamin/FKUI/ Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta Lamanya penyakit bromhidrosis apokrin maupun bromhidrosis ekrin tidak dipengaruhi dengan bertambahnya umur. Bila diobati, prognosis kedua bromhidrosis ini baik Shannaz Nadia Idris, Erdina HDP, A. Kosasih. Bagian/UPF Penyakit Kulit dan Kelamin/FKUI/ Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta Ekrin: Hiperhidrosis adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan sekresi keringat ekrin, dibagi dua jenis neural dan non neural berdasarkan mekanisme kerja dan respon yang ditimbulkan. Daerah Tropis dan lembab Jarang terjadi pada orang tua Permukaan kulit terlihat membasah Lokal : ganti baju, pake baju yg menyerap Simpatektomi ( pemotongan saraf simpatif) Sistemik : Anti kolinergik, dsb (IPK Dr. Marwali ) Suatu keadaan hilangnya sebagian aktifitas kelenjar keringat. Karena jarang terjadi menyeluruh lebih tepat disebut hipohidrosis. Penyebab bisa neuropati, kelenjar dan idiopatik Anhidrosis (hypohidrosis) dapat dibedakan menjadi: definisi, etiologi, penataklaksanaan, patogenesis, faktor2 yg mempermudah terjadinya, Diagnosis Miliaria is a common disorder of the eccrine sweat glands that often occurs in conditions of increased heat and humidity. Miliaria is thought to be caused by blockage of the sweat ducts, which results in the leakage of eccrine sweat into the epidermis or dermis.1,2 The primary stimuli for the development of miliaria are conditions of high heat and humidity that lead to excessive sweating. Occlusion of the skin due to clothing, bandages, transdermal medication patches,3 If hot humid conditions persist, the individual continues to produce excessive sweat, but he or she is unable to secrete the sweat onto the skin surface because of ductal blockage. This blockage results in the leakage of sweat en route to the skin surface, either in the dermis or epidermis, with relative anhidrosis. When the point of leakage is in the stratum corneum or just below it, as in miliaria crystallina, little accompanying inflammation is present, and the lesions are asymptomatic. In contrast, in miliaria rubra, the leakage of sweat into the subcorneal layers produces spongiotic vesicles and a chronic periductal inflammatory cell infiltrate in the papillary dermis and lower epidermis. In miliaria profunda, the escape of sweat into the papillary dermis generates a substantial, periductal lymphocytic infiltrate and spongiosis of the intra-epidermal duct. Resident skin bacteria, such as Staphylococcus epidermidis and Staphylococcus aureus, are thought to play a role in the pathogenesis of miliaria.4 definisi, etiologi, penataklaksanaan, patogenesis, faktor2 yg mempermudah terjadinya, Diagnosis Vulgaris ialah penyakit peradangan menahun folikel sebasea pada umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri. Belum diketahui secara pasti Erupsi kulit polimorfi dengan gejala predominan salah satunya komedo, papul yang tidak meradang dan pustule, nodus dan kista yang beradang. Tempat predileksinya adalah di muka, bahu, dada bagian atas, dan punggung bagian atas. Ditegakkan atas dasar klinis dan pemeriksaan ekskohleasi sebum, yaitu pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo ekstraktor (sendok unna). Sebum yang menyumbat folikel tampak sebagai massa padat seperti lilin atau massa lebih lunak seperti nasi yang ujungnya kadang berwarna hitam. (Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, FK UI Ed 5) pengobatan pengobatan topical pengobatan sistemik Sumber ilmu penyakit kulit dan kelamin FKUI definisi, etiologi, penataklaksanaan, patogenesis, faktor2 yg mempermudah terjadinya, Diagnosis Penyakit kronis pada sentral wajah akibat kelainan kelenjar pilosebasea pada daerah wajah berupa papul yang meradang disertai peningkatan aktivitas kapiler sehingga terjadi flushing dan teleangiektasis. (Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI, Edisi V, 2008) Etiologi Rosasea tidak diketahui, namun ada babarapa faktor penyabab : (Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI, Edisi V, 2008) (Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI, Edisi V, 2008) manifestasi klinis eritema, papula dan pustula, telengiektasis numular sampai plakat. (IPKK) Penatalaksanaan Sistemik: tetrasiklin 4 x 250 mg Topikal: definisi, etiologi, penataklaksanaan, patogenesis, faktor2 yg mempermudah terjadinya, Diagnosis Definisi Kelainan kulit ditandai erupsi papuler, eksemateus dan berskuama dengan predileksi lipat nasolabial dan bibir atas dengan perjalanan penyakit berfluktuasi. Etiopatogenesis Belum diketahui pasti. Faktor hormonal dan penggunaan steroid topikal fluorinated diduga sebagai penyebab. Perjalanan penyakit berfluktuasi dengan ruam akut rekuren berupa eritem dan papul. Ruam mereda meninggalkan bekas berupa bercak eritem dengan skuama. Siklus bervariasi dari beberapa hari sampai beberapa bulan. DD : akne vulgaris, rosasea, dermatitis seboreik, dermatitis kontak. PENGOBATAN http://medicastore.com/penyakit/814/Dermatitis_Perioral.html timbul pada akhir umur 20 atau awal umur tiga puluhan, rambut rontok secara bertahap dimulai dari bagian verteks dan frontal. Garis rambut anterior menjadi mundur dan dahi menjadi terlihat lebar. Puncak kepala menjadi botak. Folikel membentuk rambut yang lebih halus dan berwarna lebih muda sampai akhirnya sama sekali tidak terbentuk rambut terminal. Hamilton membaginya menjadi 8 tipe : - Tipe I : rambut masih penuh - Tipe II : tampak pengurangan rambut pada kedua bagian temporal (tipe I dan II belum terlihat alopesia) - Tipe III : border line - Tipe IV : pengurangan rambut daerah frontotemporal disertai pengurangan rambut bagian midfrontal - Tipe V : tipe IV yang menjadi lebih berat - Tipe VI : seluruh kelainan menjadi satu - Tipe VII : alopesia luas dibatasi pita rambut jarang - Tipe VIII : alopesia frontotemporal menjadi satu dengan bagian verteks. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin ed. kelima. 2010. Jakarta:FKUI Suatu keadaan dimana terjadi gangguan kontrol impuls ditandai kebiasaan menarik rambut berulang-ulang sehingga menyebabkan terjadinya alopesia. Jadi merupakan gangguan obsesif kompulsif biasanya bersamaan dengan kelainan psikiatri lain (depresi, cemas) Klinis dijumpai alopesia tanpa jaringan parut, rambut patah dengan panjang yang tidak sama. Pada stadium lanjut dapat ditemukan fibrosis dan alopesia permanen. Mengenai daerah kepala, alis mata, bulu mata, rambut pubis, biasanya lebih dari satu tempat terkena. Dapat diikuti dengan trikopagi (memakan rambut tersebut) sehingga dapat terjadi trikobezoar (obstruksi rambut pada traktus gastrointestinal). Terapi biasanya sulit jika diserta gangguan psikiatri berat. Pemberian Selektif Serotonin Reuptake Inhibitor klomipramine dikatakan efektif. Dapat juga dilakukan terapi perubahan perilaku untuk merubah kebiasaan atau dengan hipnoterapi. definisi, etiologi, penataklaksanaan, patogenesis, faktor2 yg mempermudah terjadinya, Diagnosis ditandai dengan pembengkakan jaringan yang nyeri dan dapat mengeluarkan pus. Bila infeksi telah kronik maka terdapat celah horizontal pada dasar kuku. Biasanya mengenai 1-3 jari terutama jari telunjuk dan jari tengah. gejala pertama karena adanya pemisahan lempeng kuku dari eponikium, biasanya disebabkan karena trauma oleh maserasi pada tangan yang sering terkena air. Celah yang lembab itu kemudian terkontaminasi oleh kokus piogenik atau jamur. cegah adanya trauma dan jaga agar kulit yang dikenai tetap kering. Jika akan mencuci sebaiknya menggunakan sarung tangan karet. pada paronikia akut dengan sapurasi harus diadakan insisi
Background
The 3 types of miliaria are classified according to the level at which obstruction of the sweat duct occurs. In miliaria crystallina, ductal obstruction is most superficial, occurring in the stratum corneum. Clinically, this form of the disease produces tiny, fragile, clear vesicles. In miliaria rubra, obstruction occurs deeper within the epidermis and results in extremely pruritic erythematous papules. In miliaria profunda, ductal obstruction occurs at the dermal-epidermal junction. Sweat leaks into the papillary dermis and produces subtle asymptomatic flesh-colored papules. When pustules develop in lesions of miliaria rubra, the term miliaria pustulosa is used. Note the images below.
Pathophysiology
or plastic sheets (in an experimental setting) can further contribute to pooling of sweat on the skin surface and overhydration of the stratum corneum. In susceptible persons, including infants, who have relatively immature eccrine glands, overhydration of the stratum corneum is thought to be sufficient to cause transient blockage of the acrosyringium.
Patients with miliaria have 3 times as many bacteria per unit area of skin as healthy control subjects. Antimicrobial agents are effective in suppressing experimentally induced miliaria. Periodic acid-Schiff-positive diastase-resistant material has been found in the intraductal plug that is consistent with staphylococcal extracellular polysaccharide substance (EPS). In an experimental setting, only the strains of S epidermidis that produce EPS can induce miliaria.5
In late-stage miliaria, hyperkeratosis and parakeratosis of the acrosyringium are observed. A hyperkeratotic plug may appear to obstruct the eccrine duct, but this is now believed to be a late change and not the precipitating cause of the sweat blockage.Age
Clinical
History
Physical
Causes
Isotretinoin, a drug that affects follicular differentiation, also has been reported to cause miliaria.18
A single case of miliaria crystallina following doxorubicin administration has been reported.19
Pengobatan yang terbaik adalah tetracyclin
per-oral (melalui mulut).
Jika penyakitnya berat dan pemberian antibiotik tidak dapat memperbaiki ruam kulit, maka diberikan obat jerawat isotretinoin.
adanya bercak alopesia halus warna normal atau eritematosus pada daerah yang terkena. Ditemukan rambut seperti tanda seru (rambut yang menipis di dekat ujung proksimal).
Jumat, 21 Mei 2010
Status keadaan atau sejarah kulit seseorang
suatu lesi non inflamasi jerawat terdiri, atas suatu sumbat keratin dlm orifisum terdilatasi dari suatu folikel rambut.
Merupakan gejala dari akne yang ditandai papul miliar yg ditengahnya terdapat sebum (bisa berwarna putih atau hitam) yg timbul akibat proses keratinisasi.
Sekret (minyak) yang dihasilkan oleh kelenjar sebasea.
Organ tambahan, terdiri dari kuku, rambut dan kelenjar( sudorifera dan sebasea).
Periksaan struktur sel jaringan secara mikroskopis.
Sediaan yang diambil dari irisan bagian tubuh untuk pemeriksaan laboratorium lebih lanjut.
Kelenjar minyak.
Lokasi terjadinya lesi.
Epidermis
Kelenjar:
Ekrin:
Apokrin:
Minyak (sebasea)
Letaknya seluruh kulit kecuali telapak tangan dan kaki, disamping akar rambut.
Sekretnya berasal dari dekomposisi sel2 kelenjar, tidak berlumen disebut "kelenjar holokrin".
Dipengaruhi hormon androgen.
Pada pubertas lebih besar dan berfungsi secara aktif.
Rambut
Kuku
Dermis
Subkutis
Kelenjar sudorifera
Kelenjar sebasea
Rambut
Kuku
Epidermis
Kelenjar:
Ekrin:
Apokrin:
Minyak (sebasea)
Letaknya seluruh kulit kecuali telapak tangan dan kaki, disamping akar rambut.
Sekretnya berasal dari dekomposisi sel2 kelenjar, tidak berlumen disebut "kelenjar holokrin".
Dipengaruhi hormon androgen.
Pada pubertas lebih besar dan berfungsi secara aktif.
Rambut
Kuku
Dermis
Subkutis
Kelenjar sudorifera
Hidradenitis supurativa (LI)
Kromhidrosis
Bromhidrosis
Hiperhidrosis
Anhidrosis
Miliaria (LI)
Kristalina
Rubra
Profunda
Dishidrosis
Kelenjar sebasea
Akne (LI)
Vulgaris
Venenata
Komedonal
Rosasea (LI)
Dermatitis Perioral (LI)
Rambut
Alopecia Areata
Alopecia androgenik
Efluvium Telogen
Trikotilomania
Kuku
Dermatosis yang menyebabkan kelainan
Paronikia (LI)
Onikomikosis
Psoriasis
Penyakit darier
Menurut penyakit kuku
Hipokratik finger
Shell nail syndrome
Koilonika
Onikauksis
Onikogrifosis
Anonikia
Onikoatrofi
Onikolisis
Pakionikia
Beau's lines
Onikoreksis
Hapalonikia
Nail-patella-elbow syndrom
Median nail dystrophy
Pterygium unguis
Hang nail
Onikofagia
Onikopilomania
Menurut perubahan warna kuku
Green nails
Black nails
Brown nails
Yellow nails
White nails
Epidermis
Kelenjar:
Ekrin:
Apokrin:
Minyak (sebasea)
Letaknya seluruh kulit kecuali telapak tangan dan kaki, disamping akar rambut.
Sekretnya berasal dari dekomposisi sel2 kelenjar, tidak berlumen disebut "kelenjar holokrin".
Dipengaruhi hormon androgen.
Pada pubertas lebih besar dan berfungsi secara aktif.
Rambut
Kuku
Dermis
Subkutis
Kelenjar sudorifera
Hidradenitis supurativa (LI)
Stadium I
Stadium II
Stadium III
DD
Pengobatan
Kromhidrosis
Bromhidrosis
Definisi : keadaan dimana bau yang menusuk hidung keluar dari kulit
Bromhidrosis apokrin : akibat penguraian keringat apokrin oleh bakteri Gram -
Bromhidrosis ekrin : akibat degradasi mikrobiologik stratum korneum yang melunak karena produksi keringat ekrin yang berlebihan
Penatalaksanaan :
Menghambat perspirasi
Menjaga agar perspirasi tidak sampai ke kulit
Menghapus keringat dari permukaan kulit
Mencegah dekomposisi bakteri dengan membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri
Menutupi bau ketiak dengan bau yang enak
Prognosis :
Hiperhidrosis
Definisi
Epidemologi
Gambaran Klinik
Klasifikasi
Neural
Kortikal : Emosi à asetilkolin + à Rangsangan berkeringat +
Hipotalamik : Rangsang berlebihan thdp hipotalamus
Medular : Melibatkan reseptor rasa
Spinal : Rangsang berlebih thdp medula spinal
Non Neural
Kompensasi : kelenjar keringat jd hiperaktif karena
DM
Miliaria
Pengobatan
Anhidrosis
Hypohidrosis yang meliputi daerah yang besar
Karena poral occlusion
Karena ketiadaan kelenjar keringat
Karena disfungsi kelenjar keringat
Hipohidrosis yang meliputi area yang kecil
Karena kerusakan pada kelenjar oleh infeksi, trauma, tumor, infiltrat inflamasi.
Terjadi pada incontinentia pigmenti dan dermatomal vitiligo
Miliaria (LI)
Kristalina
Rubra
Profunda
Miliaria rubra
Miliaria profunda
Miliaria rubra (note image below)
Miliaria profunda
Dishidrosis
Kelenjar sebasea
Akne (LI)
Vulgaris
Definisi
Etiologi dan pathogenesis
Abnormalitas kretinisasi
Produksi sebum yang meningkat
Inflamasi karena adanya pembentukan fraksi asam lemak bebas
Peningkatan jumlah flora folikel
Terjadinya respons hospes yang memperberat akne
Peningkatan kadar hormone androgen
Terjadinya stress psikik
Factor lain: usia, ras, family, makanan, musim
Gejala Klinis
Factor-faktor yang mempermudah terjadinya
Usia
Ras
Family
Makanan
Musim
Kosmetik
Diagnosis
DD
Erupsi akne formis
Akne venenata
Rosasea
Dermatitis perioral
Penatalaksanaan
Pencegahan
Menghindari terjadinya peningkatan jumlah lipis sebum dan perubahan isi sebum dengan cara diet rendah lemak dari karbohidrat atau dengan melakukan perawatan kulit.
Menghindari factor pemicu, misalnya pemakaian kosmetik yang berlebihan.
Memberikan informasi yang cukup kepada penderita.
Pengobatan
Venenata
Komedonal
Rosasea (LI)
Definisi :
Etiologipatogenesis :
Makanan : alkohol merupakan penyebab rosasea
Psikis
Obat-obatan : adanya peningkatan bradikinin yang dilepas oleh adrenalin pada saat kemerahan kulit flushing menimbulkan dugaan adanya peran berbagai obat, baik sebagai penyebab maupun yang dapat digunakan sebagai terapi rosasea
Infeksi : Demodex felliculorum dahulu dianggap berperan pada etiologi rosasea, namun akhir-akhir ini mulai ditinggalkan
Musim : peran musim dingin atau musim panas termasuk peran sinar UV matahari yang dapat menimbulkan kerusakan pembuluh darah kulit penyebab eritema persistem masih terus diselidiki karena belum jelas dan bertentangan hasilnya
Imunologis : dari lapisan dermo-epidermal penderita rosasea ditemukan adanya deposit imunoglobulin oleh beberapa peneliti, sedang di kolagen papiler ditemukan antibodi antikolagen dan aantinuklear antibodi sehingga ada dugaan faktor imunologis pada rosasea.
Dan lain-lain : defisiensi vitamin, hormonal dan sebore pernah disangka berperan pada etiologi rosasea namun tidak dapat dibuktikan.
DD :
Akne vulgaris
Dermatitis Seboroika
Dermatitis perioral
Lupus Eritematosus
stadium I: timbulnya eritema tanpa sebab atau akibat sengatan matahari. Diikuti timbulnya telengiektasis.
Stadium II: timbul papul, pustul, dan edema. Eritema persisten yang dalam, banyak telengiektasis.
Stadium III: Eritema persisten yang dalam, banyak telengiektasis, papul, pustul dan juga edema yang banyak.
Umum: hindari faktor yang menimbulkan panas di wajah dan jaga higienitas.
Khusus
Preparat yang mengandung sulfur 2-4%
Isotretinoin 2,5-5 mg/hari selama 6 bulan
Isotretinoin 0,2% dalam bentuk cream
Hidrokortison 0,1% dalam jangka pendek.
Dermatitis Perioral (LI)
Rambut
Alopecia Areata
Adalah jenis kerontokan rambut yang rekuren tanpa meninggalkan jaringan parut. Dapat terjadi di daerah berambut manapun.
Patofisiologinya : belum diketahui dengan pasti, namun hipotesis yang dapat diterima adalah suatu keadaan autoimun yang diperantarai sel T dan cenderung mempunyai predisposisi genetik.
Klinis biasanya asimptomatik, namun beberapa pasien mengeluh sensasi gatal atau terbakar pada daerah yang terkena. Lesi pertama kali terlokalisir kemudian menjadi multipel. Daerah yang terkena bisa kulit kepala, jenggot, alis mata dan ekstremitas.
Pemeriksaan fisik
Terapi dengan steroid intra lesi, steroid topikal potensi kuat, imunoterapi topikal (dibutilester asam squarik dan dinitriklorobensen).
Alopecia androgenik
gejala klinis:
Efluvium Telogen
Biasanya stelah penyakit yang disertai panas yang tinggi, di atas 39oC, misalnya pneumonia, tufus, dan kerontokan terjadi 2-3 bulan setelah sakit. Hitung telogen >50%.
Trikotilomania
Kuku
Dermatosis yang menyebabkan kelainan
Paronikia (LI)
definisi : reaksi inflamasi mengenai lipatan kulit disekitar kuku.
etiologi : infeksi jamur dan bakteri.
gejala klinis
PencegahaN
Penatalaksanaan (tergantung)
Onikomikosis
Psoriasis
Penyakit darier
Menurut penyakit kuku
Hipokratik finger
Shell nail syndrome
Koilonika
Onikauksis
Onikogrifosis
Anonikia
Onikoatrofi
Onikolisis
Pakionikia
Beau's lines
Onikoreksis
Hapalonikia
Nail-patella-elbow syndrom
Median nail dystrophy
Pterygium unguis
Hang nail
Onikofagia
Onikopilomania
Menurut perubahan warna kuku
Green nails
Black nails
Brown nails
Yellow nails
White nails
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar